Jakarta, KP
Gemulai para penari belia dengan selendang diikat di pinggang. Sekali-kali selendang itu dipegangnya melebar, dengan paduan gerakan tubuh mengikuti irama musik gamelan Jawa.
Mereka adalah peserta sanggar Diklat Seni Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), rutin berlatih tari klasik gaya Surakarta setiap Rabu dan Jumat.
Mengawali latihannya pada Jumat (22/2/2019) sore, mereka belajar tari Rantoyo Putri, yang merupakan pola dasar menari Jawa gaya Surakarta.
Pelatih sanggar Diklat Seni Anjungan Jawa Tengah TMII, Fetty Fatimah, mengatakan, tari rantoyo putri adalah tarian dasar untuk mereka yang baru belajar tari klasik gaya Surakarta.
Gerakan dasarnya, misalnya, gerak kaki, tangan, jari, leher atau kepala, badan dan arah pandangan. “Jadi, rantoyo putri dimaksudkan untuk meluweskan gerak tari,” ujarnya.
Tari Rantoyo putri disamping untuk belajar gerak tari juga untuk melatih penari menyesuaikan gerak dengan iringan gending Jawa.
Dia menjelaskan, dalam tari rantoyo putri terdapat ragam gerakan dasar. Diantaranya, sembahan sila, lumaksono