Jakarta,Koranpelita.com
Bersamaan dengan peluncuran kampanye nasional “Indonesia Care”, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga merilis panduan pelaksanaan _Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability_ (CHSE) untuk sektor hotel, restoran, dan bioskop.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam kesempatan itu pun langsung melakukan peninjauan kesiapan penerapan protokol normal baru ke salah satu eksibitor, Cinema XXI, di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (10/7/2020).
Menparekraf melihat langsung standar baru yang telah dipersiapkan pengelola bioskop. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk, proses antre tiket, pembelian makanan yang bisa dilakukan dengan memesan dengan aplikasi, studio sebagai lokasi eksibisi film, serta papan informasi.
Semua proses tersebut telah dipersiapkan dengan pelaksanaan _physical distancing_ yang baik. Termasuk ketersediaan _hand sanitizer_ di setiap sudut serta kesiapan para staf lengkap dengan alat pelindung diri yang dibutuhkan. Mulai dari sarung tangan, masker, serta face shield.
Dalam kesempatan itu Menparekraf didampingi Kabaharkam Polri Komjen. Pol. Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H, Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chanf Parwez Servia, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf R. Kurleni Ukar, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya dan Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Frans Teguh, Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, dan Head of Corporate Communications & Brand Management Cinema XXI, Dewinta Hutagaol.
“Hari ini kita melihat bagaimana protokol kesehatan di bioskop dilaksanakan. Saya memastikan simulasinya berjalan dengan baik. Tidak hanya di bioskop, sebelumnya kami juga sudah melihat langsung simulasi penerapan protokol di berbagai sub sektor lainnya seperti hotel, restoran, dan juga destinasi wisata,” kata Wishnutama.
Menurutnya simulasi ini penting untuk dilakukan agar semua pihak, baik pelaku usaha maupun masyarakat paham akan prosedur-prosedur yang harus dijalankan. Sehingga saat nantinya sudah ada keputusan untuk kembali dibukanya bioskop, kegiatan dapat berlangsung dengan baik namun tetap aman dari COVID-19.
“Jangan tiba-tiba dibuka tapi sosialisasi belum terlaksana dengan baik. Karena apapun juga, risiko dari COVID-19 ini harus dihindari dan saya tak lelah menyampaikan agar sektor-sektor yang berada di bawah pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat menjalankan protokol dengan baik, benar dan penuh kedisiplinan,” ujar Wishnutama.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah mengeluarkan izin agar pengelola bioskop membuka kembali operasionalnya mulai tanggal 29 Juli 2020 dengan penerapan protokol yang ketat. Menanggapi hal ini, Wishnutama mengatakan keputusan untuk membuka destinasi ataupun sektor ekonomi kreatif menjadi wewenang pemerintah daerah dengan memperhatikan tiga hal. Yakni status COVID-19, kesiapan daerah serta penerapan dari protokol kesehatan itu sendiri.
“Itu yang kita lakukan saat ini, sehingga kapanpun (bioskop) dibuka kita sudah siap. Dengan adanya panduan protokol kesehatan salah satunya di sektor perfilman ini, saya harap industri ini bisa produktif kembali, dari produksinya, bioskopnya dan berbagai macam aktivitas lainnya yang beberapa bulan terhenti,” kata Wishnutama. (Vin)