Jakarta, Koranpelita.com
Selama dua hari ke depan Pansel KPK akan melakukan tes terakhir bagi Capim KPK, yakni memilih 10 dari 20 capim, yang nantinya akan diserahkan ke Presiden.
“Dalam tes terakhir ini diharapkan Pansel jangan mau diintervensi oleh siapa pun, termasuk oleh oknum KPK and the Gang yang terus menerus membully dan memfitnah,” ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada Koranpelita.com, Selasa (27/8/2019).
IPW menyebut, oknum KPK and the Gang tidak hanya membully capim dari Polri tapi juga membully ketua dan anggota Pansel KPK dengan tuduhan tanpa dasar. Korban pembullyan yang terakhir adalah Irjen Darma Porengkun hingga Wakil Kepala BSSN itu terpental dari proses seleksi Capim KPK.
Selain itu, IPW berharap pembullyan cukup sampai di Irjen Darma, selebihnya Pansel KPK jangan terpengaruh dengan manuver oknum KPK and the Gang.
Dirinya menyatakan, selama ini Pansel KPK sudah bekerja sangat transparan dan bisa dikontrol oleh publik. Semua pihak tahu bahwa Pansel bekerja sesuai dengan standar penilaian capim yang terukur. Para capim yang bakal mengikuti wawancara dan uji publik mulai hari ini pun bisa dipantau semua pihak.
Sebelum tes terakhir, rekam jejak dan integritas yang menjadi persoalan utama bagi capim KPK sudah dicermati dan diperhatikan dengan serius oleh semua anggota Pansel.
IPW juga menilai, apa yang dilakukan Pansel sangat terukur, seperti calon dari organisasi dan institusi mana. Lalu rekam jejak-integritas menjadi hal yang paling utama yang diperhatikan Pansel, terutama terkait terorisme atau tidak.
Informasi tentang catatan perbuatan tercela dan perbuatan melanggar hukum, juga mendapat perhatian Pansel. Tapi jika masukan yang ada tanpa bukti yang jelas, tentu sama artinya dengan fitnah dan kriminalisasi terhadap capim.
“Jika ada pihak yang ingin membuat penilaian sendiri dalam proses seleksi Capim KPK, seperti yang dilakukan oknum KPK and the Gang, publik tinggal bertanya, “emangnya mereka siapa” mau mengatur atur. Sebab itu IPW berharap Pansel KPK maju terus ditugas terakhir ini, “Tutup Kuping” biarkan anjing menggonggong dan Kafilah tetap berlalu agar lahir KPK dengan Paradigma baru ke depan,” tegas Neta.(Ivn)