Blusukan ke Sentra Gula Aren, Cagub Ahmad Luthfi Temukan Potensi Besar Bangkitkan Ekonomi Kendal

KENDAL,KORANPELITA– Calon Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kembali melanjutkan agenda blusukannya, Selasa, 1 Oktober 2024. Kali ini, ia berkunjung ke Sentra Pembuatan Gula Aren di Desa Ngesrep, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.

Mantan Kapolda Jateng itu menuju dapur pengolahan gula aren, menyaksikan langsung bagaimana industri rumahan ini berjalan dengan metode tradisional yang telah diwariskan.

Saat memasuki dapur pengolahan, Luthfi melihat proses perebusan air nira menggunakan luweng, kompor tradisional dari batu yang menggunakan kayu bakar sebagai sumber energi.

Di atas luweng itu, sebuah kuali tembaga besar dengan kapasitas 20 liter digunakan untuk merebus air nira selama sekitar 10 jam.

Proses panjang tersebut berakhir dengan terbentuknya gumpalan gula aren cair yang siap dicetak dan dipasarkan.

“Ini luar biasa sekali, prosesnya tradisional tapi kualitasnya sangat baik,” ucap mantan Irjen Kemendag itu sambil mengamati kuali besar yang sedang digunakan untuk merebus air nira.

Dengan harga gula aren yang mencapai Rp 25.000 per kilogram, industri rumahan ini disebut Luthfi memiliki potensi besar untuk mendongkrak perekonomian lokal.

Dalam sehari, produksi gula aren di sentra ini bisa mencapai 20-30 kilogram yang dihasilkan dari perebusan air nira dari pohon aren yang dibeli seharga Rp 1-2 juta per pohon.

Suparwoto, salah satu pengrajin gula aren yang ditemui Luthfi, mengungkapkan usaha ini ia jalankan dengan modal sendiri.

Bersama sekitar 20 kepala keluarga di desa tersebut, mereka tetap mempertahankan metode tradisional dalam memproduksi gula aren.

“Kami beli air nira dari petani dengan harga sekitar satu sampai dua juta rupiah per pohon, lalu diolah seperti ini,” ujar Suparwoto.

Cagub Jateng nomor urut 2 itu menilai industri rumahan ini sangat potensial, tidak hanya sebagai penggerak ekonomi desa tetapi juga sebagai daya tarik wisata.

Ia menegaskan bahwa sektor-sektor industri rumahan seperti ini harus mendapatkan dukungan dan pembinaan lebih lanjut dari pemerintah.

“Industri rumahan ini harus kita besarkan. Perlu ada pembinaan dari dinas terkait, pendampingan dalam pendistribusian bahan, serta pengelolaan yang lebih baik, sehingga gula aren ini bisa menjadi potensi desa yang mengangkat ekonomi masyarakat setempat,” ujar Luthfi.

Lebih lanjut, Luthfi menyarankan agar sentra gula aren di Ngesrep ini bisa dijadikan destinasi wisata unggulan. Ia mengambil contoh seperti wisata teh di Medini, yang menjadi daya tarik tersendiri di kawasan wisata Kendal.

“Ini bisa kita kembangkan jadi desa wisata gula aren, seperti teh di Medini. Kita harus galakkan ini kembali, memperkenalkan gula aren ke pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional,” lanjutnya.

Menurut Luthfi, desa wisata berbasis industri tradisional seperti ini tidak hanya berpotensi mendatangkan wisatawan, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan perekonomian lokal.

Ia berjanji, jika terpilih sebagai gubernur, akan kembali mengunjungi tempat ini dan memastikan pengembangan industri gula aren berjalan dengan baik.

“Besok kalau jadi, saya akan datang lagi ke sini, kita harus openi (urus dengan baik),” ungkapnya. (*)

About suparman

Check Also

AllPack dan AllPrint Indonesia 2024 Libatkan 1.500 Perusahaan dari 30 Negara

Jakarta, Koranpelita.com Perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia terus meningkat dan terus tumbuh di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca