Suasana Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dengan tema Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang dilaksanakan anggota DPRD Kalsel Dr.H.Karlie Hanafi Kalianda, SH.MH. (Poto : ist)

Anggota DPRD Kalsel Karlie Hanafi, Sosialisasikan Sejarah Lahirnya Pancasila di Warga Batola

Banjarmasin, Koranpelita.com

Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, Dr.H.Karlie Hanafi Kalianda, SH.MH, Jumat (19/04/2024) membeberkan tentang sejarah lahirnya Pancasila di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Barito Kuala (Batola).

Sejarah lahirnya Pancasila menjadi materi dalam kegiatan “Sosialisasi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila” dengan tema Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dengan pelaksana Dr.H.Karlie Hanafi Kalianda, SH.MH.

Dalam paparannya politisi senior Partai Golkar ini antara lain menyampaikan bahwa, berdasarkan Keppres Nomor 24 Tahun 2016, tanggal 1 Juni merupakan salah satu hari penting dalam kalender bangsa Indonesia. Pasalnya, di tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila.

Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia.

Badan ini menggelar sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945. Dalam sidang tersebut, anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar Indonesia merdeka.

Da mengatakan bahwa dalam sidang kedua BPUPKI, Ir. Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” berkesempatan menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia tepatnya pada 1 Juni 1945.

Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Dikatakan juga, untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk sebuah panitia yang disebut sebagai panitia Sembilan. Berisi Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

“Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya dapat disahkan pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada sidang tersebut, disetujui bahwa Pancasila dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah,” beber Karlie.

Sementara, Staf Ahli DPRD Kalsel, H.Puar Junaidi, S.Sos, SH.MH yang bertindak selaku narasumber antara lain mengatakan sejarah Hari Lahir Pancasila tidak hanya untuk diingat saja, Hari Lahir Pancasila juga merupakan momen untuk mengenang, menghormati, sekaligus menghargai perjuangan pendiri bangsa dalam merumuskan dasar negara Indonesia. Kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat dapat memaknai Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai landasan berkeperilaku dalam kehidupan bermasyarakat.

“Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali dan ditetapkan oleh pendiri bangsa merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia”, kata Puar.

Pancasila merupakan alat pemersatu bangsa. Dengan lahirnya lima sila tersebut, Pancasila dapat menyatukan masyarakat dengan segala perbedaan yang ada.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan perwujudan rasa cinta kepada Tanah Air sehingga dapat membangun bangsa dan negara yang lebih baik. Nilai-nilai Pancasila dapat diamalkan dalam bentuk sederhana, seperti saling menghargai, bekerja sama, dan saling menghormati, katanya.

Berkat Pancasila dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong keberagaman yang ada menjadi suatu berkah penuntun keberagaman yang dapat dirajut menjadi identitas nasional Bhinneka Tunggal Ika, tambah Puar Junaidi.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Kabupaten Batola, Wiwien Masruri, S.Stp menyatakan rasa gembiranya karena instansi yang dia pimpin dijadikan tempat kegiatan sosialisasi. Karena materi-materi yang disampaikan pasti sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagi uyang mengikuti kegiatan tersebut.

About kalselsatu

Check Also

Rapat Internal DPRD Kalsel Sepakati Poin-Poin Rekomendasi LKPj Gubernur TA 2023

Banjarmasin, Koranpelita.com DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) menyepakati poin-poin untuk rekomendasi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca