Bandar Lampung, Koranpelita.com
Masyarakat Kota Bandar Lampung kini bisa bangga. Karena sudah memiliki gedung baru perpustakaan yang terintegrasi dengan fasilitas Perpusnas.
Peresmian gedung baru tersebut, ditandai dengan penekanan tombol sirine dilanjutkan denganpengguntingan pita oleh Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN, bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando.
Acara dilakukan langsung di depan gedung yang terletak di Kota Bandar Lampung di Jalan M. Yamin LK I, Kelurahan Rawa laut, Kecamatan Enggal. Pembangunan telah memakan waktu kurang dari setahun tersebut adalah implementasi dana alokasi khusus (DAK) bidang perpustakaan yang diterima Kota Bandar Lampung pada 2019.
Dalam pesannya Wali Kota menghimbau seluruh masyarakat Kota Bandar Lampung, termasuk aparatur daerahnya untuk aktif membaca. “Tidak ada yang tidak dibukukan bahkan Undang-undang sekalipun. Siapapun harus rajin membaca meski sudah menua. Membaca sangat penting. Jika tidak bisa meluangkan waktu khusus untuk membaca, minimal dalam sehari ada waktu untuk membaca,” kata Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN saat meresmikan Gedung Baru Perpustakaan, Rabu (12/2/2020).
Herman mengatakan, di era modern saat ini, kemajuan elektronik, utamanya teknologi digital sanggup merusak keharmonisan, keakraban, bahkan persahabatan manusia. Dunia digital jangan sampai mengalahkan keaktifan manusia dalam membaca.
Mengapresiasi yang telah dilakukan oleh Perpusnas, Wali Kota Herman secara khusus menginstruksikan Sekretaris Daerah untuk membantu penambahan fasilitas layanan perpustakaan di area belakang dinas perpustakaan serta penambahan unit komputer untuk kebutuhan koleksi digital yang terintegrasi dengan koleksi di Perpustakaan Nasional.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Muhammad Syarif Bando yang hadir dalam acara tersebut mengatakan, buku yang didigitalkan saat ini mampu menembus berjuta-juta pemikiran dalam waktu yang relatif singkat.
“Siapa yang senang membaca, sejatinya dia sedang membangun puing peradaban. Dan tingkatan koleksi buku yang dimiliki, dibaca turut mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Seperti di beberapa negara yaitu, Jepang, Korea, China, buku yang dimiliki sebagian besar buku tentang perekonomian, teknologi dan industrialisasi, hal ini membawa pertumbuhan ekonomi dan percepatan teknologi yang pesat di negara tersebut,” jelas Syarif.
Syarif juga mengatakan, tingkat literasi membaca buku harus semakin ditingkatkan terlebih tingkat baca masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. “Kita baru 400 kata per menit dalam membaca sementara negara maju diatas 800 kata per menit,” ungkapnya.
Dengan demikian,pihaknya siap mendukung penyediaan fasilitas teknologi informasi di perpustakaan Kota Bandar Lampung ini termasuk penambaham buku. (Vin)