Sektor Pertanian Tahun 2019 Tetap Positif
Jakarta, Koranpelita.com
Sekjen Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro mengatakan, sektor Pertanian Indonesia tahun 2019 diperkirakan akan tetap positif di tengah bayang-bayang dampak perang dagang, tahun politik dan fenomena iklim global. Mengingat dalam kurun 4 tahun terakhir (2014-2018) tumbuh menguat.
“Kami, tetap optimis bahwa usaha agribisnis pertanian pada tahun 2019 ini akan tetap tumbuh positif, walaupun masih ada bayang-bayang dampak perang dagang antara AS dan China, tahun politik dan fenomena iklim global,” kata Syukur Iwantoro dalam Seminar Nasional Agrina Agribusiness Outlook 2019, Tantangan dan Peluang Agribisnis 2019, di Jakarta kemarin.
Syukur Iwantoro mengungkapkan, laju pertumbuhan sektor pertanian pada kuartal II 2018 mencapai 4,76 persen melonjak dari 3,23 persen pada kuartal II 2017.
“Penguatan tersebut beralasan karena dua hal utama, yaitu puncak panen raya padi terjadi pada Maret 2018 dan cuaca yang lebih kondusif dibanding tahun 2017, menyebabkan produksi sayur-sayuran dan buah-buahan meningkat,” jelasnya.
Pada 2018 produksi komoditas strategis meningkat 1,4-6,9 persen dibandingkan 2017, khususnya kedelai yang peningkatannya sangat besar. Pada 2018 produksi kedelai 0,98 juta ton naik 81,5 persen dibanding 2017 sebesar 0,54 juta ton.
Disebutkan, dalam 4 tahun terakhir (2014-2018), dukungan sektor pertanian dalam perekonomian nasional semakin besar. Berbagai program dan kegiatan pembangunan pangan dan pertanian tidak saja berimplikasi pada peningkatan produksi komoditas pangan dan pertanian strategis, tetapi juga mampu meningkatkan ekspor dan investasi.
Bahkan inflasi turun sangat tajam, mengurangi kemiskinan di perdesaan, meningkatkan nilai tukar petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) serta PDB sektor pertanian.
Iwantoro menyebutkan inflasi turun dari 10,57 persen pada tahun 2014 menjadi 1,26 persen pada tahun 2017; Investasi pertanian melonjak dimana pada 2018 diproyeksikan sebesar Rp 61,6 triliun naik 110,2 persen dibanding pada 2013 sebesar Rp 29,3 triliun.
Ekspor pertanian naik signifikan dimana pada 2018 sebesar Rp 499,3 triliun atau naik 29,7 persen dibanding pada 2016 sebesar Rp 384,89 triliun; PDB sektor pertanian pada 2018 diproyeksikan mencapai Rp 1.463,92 triliun, meningkat Rp 469,14 triliun atau 47,2 persen dibanding pada 2013 sebesar Rp 994,78 triliun.
Dari perspektif pengurangan kemiskinan, jumlah penduduk miskin perdesaan turun 10,88 persen dari 17,74 juta jiwa pada Maret 2013 menjadi 15,81 juta jiwa pada Maret 2018.
“Beberapa pergerakan indikator pembangunan pertanian yang bersifat positif tersebut mencerminkan bahwa berbagai kebijakan dan program pembangunan pertanian sudah “on the right track”, tinggal bagaimana upaya mempertahankan dan mengakselerasinya,” jelas. (Vin)