Semarang,Koranpelita.com
Bank Jateng di tahun 2020 ini mengalami pertumbuhan yang baik, sehingga dikategorikan Tingkat Kesehatan Bank (TKB)-nya berada pada komposisi 2 atau terbilang sehat, oleh pemangku kebijakan (regulator).
“Hal ini sejalan dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya, yang berada pada Kondisi sehat. Sehingga Banknya Orang Jawa Tengah ini, hari demi hari mengalami pertumbuhan yang stabil bahkan cenderung berkembang,” ungkap Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jateng, Ony Suharsono, saat media gathering di Kantor Pusat Bank Jateng, Jumat (2/10/2020).
Menurutnya, dalam kiprahnya Bank Jateng memiliki peran besar dalam membangun dan mengangkat perekonomian di Jateng. Terbukti per-September 2020, lebih dari Rp 50,482 triliun kredit telah disalurkan, sehingga kami optimistis bisa berkontribusi mendukung roda perekonomian Jawa Tengah. “Kami bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan sinergi berbagai kerja sama, antara lain seperti digitalisasi pengelolaan keuangan daerah,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, penerimaan Bank Jateng mengimplementasikan layanan Cash Management System (CMS) di 36 pemerintah daerah (pemda), di satu provinsi dan 35 kabupaten/kota, e-tax di 35 kabupaten/kota, host to host PBB di 14 kabupaten/kota, e-retribusi di 23 kabupaten/kota dan layanan transaksi perbankan kian tak terbatas.
”Bank Jateng yang berkedudukan di Jawa Tengah, bisa melayani transaksi nasabah di hampir di seluruh wilayah Indonesia. Bahkan dalam waktu dekat, akan merambah hingga ke mancanegara,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, yang diwakili Ony Suharsono menambahkan, optimalisasi digitalisasi pengelolaan keuangan merupakan langkah nyata mendorong penerimaan pajak daerah yang lebih efektif, efisien, akuntabel, dan transparan.
” Dari implementasi yang saat ini sudah dilakukan beberapa bank, mampu menaikkan pendapatan daerah hingga 200%, dibandingkan dengan cara manual. Kinerjanya sangat baik, bahkan lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, jika dilihat dari sisi laba,” paparnya.
Dijeladkan, sampai dengan September 2020, perolehan laba Bank Jateng (unaudited), sudah mencapai sekitar Rp 1,4 triliun, atau mendekati capaian pada periode 2019 full year. Padahal masih ada empat bulan lagi, artinya masih ada peluang untuk tumbuh.
” Yang jelas Bank Jateng mengukir prestasi yang menggembirakan setelah menyabet penghargaan Diamond Trophy Award dalam acara 25th Infobank Award 2020. Artinya, Bank Jateng selalu mendapatkan rating dengan predikat ‘sangat bagus’ selama 20 tahun berturut-turut.”
Dalam kondisi pandemi, tambahnya, kredit Bank Jateng sampai dengan September masih tumbuh 3,89% secara year on year. Ini menunjukkan, sistem dan mesin produksi sudah mapan. Bahkan efisiensi biaya operasional juga menyumbang perolehan laba.
”Selama periode new normal ini, banyak anggaran yang bisa dihemat, karena proses bisnis dishifting, dengan memanfaatkan teknologi. Biaya perjalanan dinas, biaya rapat yang biasanya diselenggarakan secara offline berkurang jauh, karena hampir semua koordinasi bisa dilakukan melalui rapat online,” imbuh Ony. ( sup)