SQ Res Gandeng Museum Tekstil Jakarta Gelar Pameran Batik dan Wastra Indonesia

SQ Res Gandeng Museum Tekstil Jakarta
Gelar Pameran Batik dan Wastra Indonesia

Jakarta, Koranpelita.com

Proyek pengembangan apartemen PT Intiland Development Tbk (Intiland; DILD) SQ Res menjalin kolaborasi dengan Museum Tekstil Jakarta dalam menggelar rangkaian kegiatan bertema ‘Batik dan Wastra Indonesia’. Kegiatan yang meliputi acara pameran, talkshow, bazzar, dan workshop tentang batik dan kain tradional khas Indonesia ini digelar selama tiga hari, dari 25-27 Oktober 2019 di SQ Res Gallery, South Quarter, Jakarta,Sabtu (26/10/2019).

Direktur Pemasaran Korporat Intiland, Susan Pranata menjelaskan pelaksanaan kegiatan ini merupakan wujud komitmen dan apresiasi Intiland dalam mendukung kelestarian budaya, kesenian, dan kerajinan Indonesia. Intiland bangga bisa berkolaborasi dengan Museum Tekstil Jakarta untuk menghadirkan kegiatan bertajuk ‘Merajut Nusantara’ ini kepada masyarakat luas.

Selain menjadi wadah apresiasi, menurutnya, penyelenggaraan kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat agar lebih mencintai kekayaan dan warisan budaya kain tradisional Indonesia. Semangat ini selaras dengan upaya pemerintah untuk selalu mendorong masyarakat agar mencintai dan bangga menggunakan batik dan wastra atau kain trandional.

“Batik dan kain tradional atau kerap disebut wastra adalah salah satu bagian terpenting dari perjalanan sejarah dan budaya nusantara yang terdiri dari banyak suku. Kegiatan ini bagus sekali untuk membangun kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia dan mewariskanya hingga generasi mendatang,” ungkap Susan Pranata di sela-sela acara.

Intiland sebagai perusahaan pengembang properti, menurutnya, sangat mendukung penyelenggaraan kegiatan-kegiatan apresiasi budaya nasional. Dukungan ini sekaligus menjadi bentuk partisipasi,
dukungan, dan pengakuan perusahaan terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Wujud kecintaan dan apresiasi terhadap batik juga diwujudkan Intiland dengan menerapkannya pada karya properti. Salah satunya yakni penggunaan motif batik sebagai ornamen atap kubah di SQ Dome, Jakarta Selatan.

Atap kubah yang ini terbuat dari sejenis membran ringan dan unik karena transparan dan tembus cahaya. Atap kubah yang berbentuk menyerupai balon ini dihiasi dengan ornamen batik Cirebon
bermotif Mega Mendung sehingga terlihat sangat unik dan menarik .

“Penerapan ini membuat SQ Dome sukses memadukan antara desain modern dengan budaya tradisional Indonesia. Ini sejalan dengan acara pameran batik dan wastra yang dijalankan ini,” ungkap Susan.

Pada kesempatan yang sama, Esti Utami, selaku Kepala Unit Pengelola Museum Seni Jakarta sekaligus selaku ketua panitia penyelenggara, mengaku bangga bisa bersinergi dan menjalin kerjasama dengan
Intiland untuk penyelenggaraan kegiatan ini. Ia berharap penyelenggaraan acara ini bisa membangun rasa bangga masyarakat untuk menggunaan batik dan kain tradional sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat modern. Esti berharap ke depannya banyak perusahaan-perusahaan lain yang turut tergugah dan bersedia secara pro aktif mendorong kemajuan produk batik dan wastra yang kini banyak dirancang oleh generasi muda.

“Saya sangat berharap akan banyak pihak-pihak yang mau berkolaborasi untuk mendorong agar batik dan wastra menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Kita harus bangga, karena batik sudah dinobatkan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia. Jika bukan kita yang melestarikannya, lantas siapa lagi,” kata Esti Utami.

Lewat acara ini, masyarakat diharapkan bisa lebih mengenal Museum Tekstil Jakarta, bukan hanya pada acara ini, namun bisa langsung berkunjung ke Museum yang berada di daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Masyarakat bisa melihat beragam hasil kerajinan tekstil, selain batik dan wastra yang saat ini telah banyak dijumpai masyarakat di pasar tradisional maupun modern.

“Acara ini bisa lebih mengenalkan Museum Tekstil Jakarta ke masyarakat. Jadi masyarakat bisa datang ke sana, aksesnya sudah mudah, karena transportasi di Jakarta sudah terintegrasi. Bahkan ada
transportasi umum yang sampai langsung ke Museum Tekstil Jakarta,” jelas Esti.

Esti menambahkan, penyelenggaraan acara ini juga dalam rangka memperingati 10 tahun pengakuan Unesco terhadap batik sebagai warisan dunia. Dengan begitu batik dan wastra bisa lebih mendunia lagi, sehingga kalangan generasi muda suka mengenakan batik dan wastra.

Kegiatan yang digelar selama tiga hari tersebut akan menghadirkan serangkaian acara menarik seputar batik dan wastra Indonesia. Pihak panitia juga menghadirkan sejumlah tokoh dan pakar yang akan mendiskusikan dan berbagi ilmu serta pengetahuan mengenai batik dan kain tradisional.

Pada hari pertama, 25 Oktober 2019, akan diselenggarakan kegiatan Bazaar dan pameran batik dan tekstil karya dua Maestro Batik Go Tik Swan dan Iwan Tirta. Selain pameran juga akan dimeriahkan
dengan acara talkshow dengan tema “Merajut Nusantara” bersama fotografer terkemuka Darwis Triadi dan Vera Kebaya.

Selanjutnya pada hari kedua, Sabtu 26 Oktober 2019, panitia penyelenggaran mengadakan acara Pagelaran Musik Tradisional oleh Mitra Seni Indonesia, talkshow tentang batik adiluhung karya Go Tik Swan & Iwan Tirta, Trunk Show oleh Komunitas Cinta Berkain Indonesia & Bazaar dari para tenant, serta Demo Lukis Kopi oleh Serupa Sahabat Museum Seni.

Pada hari ketiga, Minggu 27 Oktober 2019, masih akan mengadakan pameran karya batik dari Go Tik Swan & Iwan Tirta, talkshow dan diskusi bertemakan “Gairah Cinta Tradisi & Keteduhan Makna Sebuah Teknoogi Properti” bersama Suroso-Batik Pohon & SQ Res, Trunk Show, workshop Batik Simbut oleh Museum Tekstil, serta demo kain oleh RIMPU.

Susan Pranata yakin bahwa setelah batik dan wastra dari Indonesia memiliki peluang untuk terkenal luas ke mancanegara. Kondisi tersebut akan berdampak besar bagi peningkatan dunia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang fokus pada pembuatan batik dan wastra.

“Jika ekonomi para pengusaha UKM terbantu dengan baik, maka akan berdampak pula bagi perekonomian nasional untuk tumbuh terus menerus. Jadi peran UKM ini sangat penting sekali, bukan hanya sebagai kekuatan ekonomi tetapi sekaligus sebagai gugus terdepan dalam melestarikan batik dan wastra nasional,” kata Susan lebih lanjut.

Wujud dukungan ini akan sangat membantu para pengrajin batik dan wastra untuk meningkatkan kualitas dan kreatifitas secara cepat. Pada akhirnya langkah tersebut bisa membantu pemerintah dalam mengerek ekonomi nasional lebih tinggi di tahun-tahun mendatang. (Vin)

About ervin nur astuti

Check Also

Ketua DPP PKS: Rendahnya Pendapatan Jadi Tantangan Kinerja APBN 2024

Jakarta, Koranpelita.com Ketua DPP PKS menanggapi paparan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan Anggaran Pendapatan dan Belanja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca