Surakarta, Koranpelita.com
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengakui upaya melestarikan dan mengenalkan batik sudah dilakukan oleh para orang tua sejak jaman dahulu.
Mulai dari sejak bayi dalam kandungan usia tujuh bulan, dikenalkan batik wahyu tumurun dalam prosesi mitoni. Dengan harapan, si jabang bayi kelak selalu mendapat perlindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Namun dalam prosesi itu dilanjutkan dengan mengenakan batik motif garuda yang merupakan kombinasi dengan batik lain, seperti parang atau kawung. Dengan harapan bahwa nantinya sang anak mampu meraih cita-cita yang tinggi dengan tetap bersifat rendah hati, kepada sesama [kawung] dan juga bersifat ksatria yang berbudi luhur dan memiliki kebijaksanaan yang tinggi
Motif batik yang ketiga untuk dikenakan, adalah motif sido mukti, yang memiliki harapan bahwa nantinya yang jabang bayi akan memiliki hidup yang makmur dan dilebihkan selalu rezekinya oleh Yang Maha Kuasa. Selain itu, motif ini juga melambangkan bahwa anaknya akan selalu mampu menjadi kebanggan orang tua.
“Ada pula batik corak semen rante yang berarti cinta dan bangsa yang bersatu. Perjalanan batik si tengah gempuran teknologi, ada yang nyungsep, ada yang terus berkembang. Ini tugas kita untuk terus melestarikan karena sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009,” kata Ganjar.dalam memperingati Hari Batik Nasional di Surakarta, Rabo (2/10/2019).
Presiden Jokowi mengakui, corak batik saat ini sudah beragam dan dipakai dimana saja dan oleh siapa saja. Komitmen generasi muda, untuk melestarikan batik melalui muatan lokal seminggu tiga kali di sekolah pun diapresiasi Jokowi.
Tujuh penari yang mengenalkan jenis batik sidoluhur, sidomukti, parangklitik, sidomulyo, parangbarong, tambal pamiluto dan padangkusumo dalam tarian selamat datang kepada rombongan presiden pun diberi hadiah sepeda oleh Joko Widodo.
“Tugas kita bersama untuk mengajak seluruh masyarakat dunia mengenakan batik. Agar batik ink tetap mendapat pengakuan dari UNESCO,” harap Joko Widodo.(sup)