Jakarta, Koranpelita
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah menekankan bahwa isu Papua tidak dibahas dalam pertemuan tahunan Sidang Majelis Umum PBB.
Hal itu disampaikannya atas kabar yang menyebut bahwa demonstrasi berujung ricuh di Wamena pada 23 September –yang menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya– ‘dirancang’ agar isu Papua dibahas di pertemuan PBB.
Menko Polhukam Wiranto, pada 24 September, mengindikasikan apa yang terjadi di Wamena, menyangkut sidang Majelis Umum PBB yang dibuka awal pekan ini.
Plt Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah menjelaskan yang lebih berkompetensi untuk menjawab mungkin adalah Pak Wiranto ya, selaku penyambung perkembangan (isu Papua) di dalam dan luar negeri.
“Tapi yang saya garis bawahi adalah, selama rangkaian sidang Majelis Umum PBB (2019), tidak sama sekali ada agenda atau pembahasan soal Papua,” tambah Faizasyah pada sela-sela agenda di Jakarta, Rabu (25/9).
Namun, diperkirakan bahwa satu-dua negara akan mengangkat isu Papua dan Papua Barat di sidang majelis umum –bercermin dari tahun lalu, ketika Vanuatu membahas hal tersebut dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-73.
Merespons soal adanya kejadian berulang, Faizasyah menjelaskan hanya satu negara Pasifik itu sebenarnya yang selama ini usil dengan mengangkat isu Papua (di Majelis Umum PBB). Kalau (ada) diangkat (isu Papua), Indonesia punya hak untuk menjawab (right of reply), memberikan tanggapan dan meluruskan apabila ada hal-hal yang (dibahas di majelis umum) mengaitkan dengan kepentingan politik domestik negara itu.
Delegasi Indonesia di sidang tahun ini dipimpin oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan sejumlah menteri/pejabat tinggi lain turut mendampingi Wapres JK.(ay)