Semarang, Koranpelita.com
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, sejak 2014 hingga 2019 data angka kemiskinan Jawa Tengah menurun lebih dari satu juta jiwa. Hal ini terhitung per Maret 2014 hingga Maret 2019, angka kemiskinan Jateng turun dari 4.836.450 menjadi 3.743.230 jiwa.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menargetkan, penurunan yang lebih signifikan di periode kedua kepemimpinannya. Bersama Taj Yasin, dengan membidik sektor pendidikan sebagai pengungkit utama pengentasan kemiskinan.
Hal ini diilhami oleh keberhasilan SMK Jawa Tengah menghasilkan tenaga kerja terampil sehingga mendapatkan gaji tinggi di perusahaan besar. “Lulusan-lulusan SMK Jawa Tengah gajinya 9 juta hingga 25 juta lho. Mereka dari keluarga miskin 100 persen, maka otomatis dengan gaji segitu strata ekonomi keluarganya langsung terangkat,” jelas Ganjar.
SMK Jawa Tengah yang kini baru ada tiga unit di Semarang, Purbalingga, dan Pati, Menurut Ganjar akan dikembangkan. Tahun 2020 telah dianggarkan pembangunan untuk 15 SMK boarding school khusus siswa miskin. Seluruh siswanya gratis biaya pendidikan, buku, seragam, praktikum serta diasramakan dengan pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.
Menurutnya, tahun depan Jateng memulai program sekolah gratis. Meski ketinggalan dari Jawa Timur yang sudah memulai sejak tahun ajaran 2019, namun Jateng boleh berbangga karena gaji guru honorer SMA/SMK sudah setara UMK.
Ganjar telah mengkalkulasi setidaknya butuh Rp 1,6 triliun untuk membiayai pendidikan gratis. Program ini pun telah ia sampaikan di hadapan 120 anggota DPRD Jateng periode 2019-2024 yang baru dilantik Selasa (3/9/2019). (sup)