Labuan Bajo, Koranpelita.com
Setelah tiga tahun lalu merencanakan pengembangan 10 Bali Baru, Presiden Joko Widodo blusukan ke beberapa lokasi untuk meninjau progres pembangunannya.
Dari serangkaian kunjungan tadi, Jokowi mendapati beberapa penghambat dalam pengembangan destinasi wisata unggulan ini.
Namun saat ini pemerintah baru bisa memprioritaskan pengembangan empat tujuan utama wisata, yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Keempatnya menjadi incaran blusukan Jokowi dalam dua bulan terakhir.
Pada 11 Juli lalu Presiden Jokowi blusukan ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan menargetkan menjadi destinasi wisata kelas premium di Indonesia. Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan agar pengembangan fasilitas pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT harus selesai pada 2020.
Keruan saja Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta BOP Labuan Bajo Flores mempercepat pengembangan Pariwisata Labuan Bajo, 23 Juli 2019 – Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meminta agar Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) melakukan percepatan dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Dalam kunjungan kerja tersebut, Menpar melakukan peninjauan kesiapan 3A (Aksesibilitas, Atraksi, dan Amenitas) untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata berkelas atau premium ke sejumlah lokasi di wilayah itu. Lalu siapakah orang dibelakang layar yang selama ini membantu Menteri Pariwisata di BOP Labuan Bajo Flores?
Adalah Shana Fatina Sukarsono, seorang perempuan muda yang sebelumnya dipercaya oleh Menteri Pariwisata menjadi PIC (Person in Charge) Labuan Bajo Tim Percepatan Destinasi Pariwisata Prioritas pada 2016.
Dirinya mulai bekerja sejak tahun 2016 dan kemudian dipilih menjadi Direktur Utama BOP Labuan Bajo Flores pada Januari 2019 lalu. Shana sendiri bukanlah orang baru dalam usaha menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata seperti saat ini.
Shana selama ini memang sudah lama berkecimpung di Labuan Bajo, khususnya di sektor pariwisata sejak 2010. Saat itu dirinya mendirikan PT Tinamitra Nusantara Mandiri, perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan berkelanjutan.
memiliki bPerusahaan tersebuteberapa program yang langsung menyentuh dan berdampak pada masyarakat Labuan Bajo dan NTT pada umumnya. Program tersebut seperti Komodo Water, yaitu pemberian air bersih pada 1.270 Kepala Keluarga (KK) di wilayah Taman Nasional Komodo.
Kemudian ada Komodo Power, yaitu bantuan listrik untuk 150 rumah di pulau Mesa, daerah penyangga Taman Nasional Komodo. Lalu ada juga program Tinagas, yaitu dukungan penyediaan akses bahan bakar untuk warga lokal, pengusaha tur dan nelayan di Labuan Bajo.
Dalam rangka memperkuat pengembangan wisata di Labuan Bajo, Shana dan beberapa rekannya mendirikan PT Labuan Bajo Bahari di tahun 2014. Perusahaan ini berfokus pada operator wisata di Labuan Bajo dan Flores.
Namun, mereka tidak bekerja sendiri dalam membangun pariwisata di Labuan Bajo, melainkan mengajak masyarakat lokal sebagai pemain utama dalam industri pariwisata. Masyarakat diberdayakan, diberikan pelatihan dan keterampilan dalam berbisnis guna membangun Labuan Bajo dan Flores.
Dengan segala usaha yang sudah dilakukannya selama ini, tidak heran bila pada 2016, perempuan kelahiran 29 Oktober 1986 ini, menjadi PIC Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Labuan Bajo di Kemenpar.
Apalagi perempuan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga merupakan penyelam bersertifikat dari Professional Association of Diving Instructors (PADI) dan salah satu operator selam di wilayah Pulau Komodo dan Raja Ampat.
Posisinya saat ini ditempati oleh Shana saat ini merupakan hasil dari kerja keras, keseriusannya menekuni hobi dan kecintaannya pada Labuan Bajo. Dirinya membuktikan bila hobi dapat membawa kesuksesan bila ditekuni dan dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Shana memiliki hobi yang cukup unik di kebanyakan perempuan Indonesia lainnya. Ia sangat menyukai sesuatu yang membuat dirinya dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan, seperti scuba diving, traveling & adventure, dan mendaki gunung.
Sebuah hobi yang beda dari kebanyakan perempuan lainnya. Tetapi hobinya yang seperti ini lah yang mengantarkan dirinya menjadi sosok yang mengispirasi, untuk membuat perempuan di Indonesia menjadi sosok terus berjuang, khususnya membantu pemerintah dalam percepatan pengembangan pariwisata di NTT.
Dia juga percaya bahwa pembangunan ekonomi sejatinya berselaras dengan lingkungan dan bermanfaat bagi manusia. Sehingga sejak awal, kiprahnya selalu melibatkan ketiga pilar dari pembangunan berkelanjutan. (nie)