Sampit , Koranpelita.com
Malam itu hujan habis mengguyur Kota Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng, jurnalis media ini mulai menyusuri dinginnya malam di kawasan Blauran Sampit ketika waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB.
Moment menapaki kawasan Blauran Sampit malam itu mencoba menggali Pasar Blauran Sampit dengan seorang pedagang jamu dan obat-obatan yang berjualan di kawasan jalan Rahadi Usman Sampit.
Namanya Abdurahman usianya lebih 60 tahun dan ia mulai berjualan di Pasar Blauran Sampit sejak tahun 1985 yang merupakan pendatang dari Kandangan di Kalimantan Selatan.
Diungkapkannya, aktivitas Pasar Blauran Sampit ada sejak tahun 1978 dengan hanya sedikit pedagang yang berjualan kuliner seperti kue dan makanan selain berjualan yang lainnya.
Pemandangan malam hari di Pasar Blauran, Sampit, Kalimantan Tengah.
Kawasan Pasar Blauran Sampit yang meliputi Jalan Rahadi Usman , Sutoyo dan Iskandar Sampit dulunya merupakan kawasan primadona warga Kota Sampit maupun pendatang.
Sebab di sekitarnya terdapat tiga buah bioskop yang dulunya merupakan satu-satunya tempat hiburan rutin disini. Selain itu masyarakatnya masih tergantung transportasi sungai. Dimana di bibir sungainya banyak berdiri pabrik perusahaan kayu dengan jumlah karyawan tidak sedikit.
Selain itu masih eksis pabrik industri rotan yang juga menyerap te naga kerja tidak sedikit.Dan adanya Pabrik karet yang hingga sekarang masih survive. Ketiga komo ditas ini adalah industri yang menggerakkan perekonomian di daerah ini.
Maka ketika itu jadilah Pasar Blauran menjadi tempat yang sangat ramai dikunjungi warga dengan dinamika aktivitasnya.Dari orang ingin mencari hiburan, jalan-jalan sampai hanya ingin makan dan berbelanja di Pasar Blauran. Itu dulu tentang Pasar Blauran Sampit. Tetapi oleh zaman eksistensi itu mulai tergerus perlahan.
Namun Pasar Blauran tetap survive ditengah perubahan yang tak terhindarkan. Ia tetap bertahan ditengah era dimana persaingan itu hal yang mustahil dan tak terelakkan.Tetapi geliat Pasar Blauran Sampit tetap berjalan beradaptasi dengan perubahan itu sendiri.
Malah kawasannya tempat berjualan meluas sampai ke kawasan Jalan Pangeran Antasari Sampit.Dibalik geliat Pasar Blauran Sampit tidak sedikit denyut nadi kehidupan menaruh harapannya.
Merenda kehidupan anak manusia akan kehidupan yang lebih baik.Meskipun tiga buah bioskop itu tutup dan tidak ada lagi di kawasan ini.
Sekarang ada sebuah bioskop di Hypert mart Sekitar dua km lebih arah barat dari kawasan Pasar Blauran Sampit.
Geliat dan eksistensi Pasar Blauran Sampit mulai tergerus seiring berkembangnya zaman. Sekarang orang berjualan kuliner, jamu, obat-obatan terpencar di berbagai sudut di Kota Sampit.
Namun Pasar Blauran Sampit geliatnya masih bertahan dan masih dikunjungi banyak orang.Karena lokasinya yang strategis dekat pasar dan pertokoan serta banyaknya hotel dan penginapan.
Menjamurnya retail modern milik konglomerasi ,yang hampir ada disetiap sudut Kota Sampit dalam beberapa tahun terakhir ini ,juga merupakan sebuah perubahan yang tak terhindarkan.
Bukan hanya itu, juga merupakan persaingan bagi kios kios kecil milik bibi bibi dan paman paman yang jualannya beromzet kecil , mungkin sekecil kios dan gerobak tempat mereka berjualan.
Tetapi mereka juga adalah warganegara yang sejatinya harus ada keberpihakan dari yang diberi amanah oleh rakyat. Baik itu yang berada di kekuasaan eksekutif maupun legislatif. Kita tak antipati atas hadirnya investasi seperti ritel besar di Sampit, tetapi kehadirannya diharapkan sebagai ikhtiar kita bersama untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara yang lebih baik.
Kawasan Pasar Blauran Sampit akan tetap bergeliat, eksis dan survive, meskipun diterpa zaman.Karena itulah kehidupan dengan segala dinamika, tantangan dan pengharapan. Pasar Blauran Sampit , riwayat dan geliatmu kini. (Ruslan AG).