Rangkasbitung, Koranpelita.com
Sebagai Piloting Revilatisasi Penyelenggaran Pemasyarakatan, Lapas berkategori Minimum, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Rangkasbitung berperan memaksimalkan hasil produksi baik barang maupun jasa.
Langkah kongkrit dilakukan sebagai implementasi pembinaan kepribadian yang bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan menggelar Grand Final Hafidz Qur’an yang berlangsung di Ruang Aula, Kamis (23/05)
Ajang grand final Hafidz Qur’an ini sekaligus merupakan rangkaian penutup kegiatan Gebyar Ramadhan yang diselenggarakan di Rutan Rangkasbitung.
Adapun penilaian dilakukan oleh juri dari LPTQ (lembaga pengembangan tilawatul qur’an), saat berita ini diturunkan kegiatan masih berlangsung.
Dalam pres releasenya, Kepala Rutan Rangkasbitung, Aliandra Harahap menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya grand final Hafidz Qur’an di rutan.
“Kami menyampaikan rasa bangga dan haru atas terselenggaranya kegiatan ini, para peserta telah mengikuti serangkaian kegiatan yang sangat ketat, dari puluhan peserta dan melalui proses karantina, tinggal menyisakan 9 peserta yang hari ini mengikuti kegiatan grand final Hafidz Qur’an yang akan menentukan siapa yang terbaik dan Alhamdulillah kami turut menghadirkan keluarga dari kesembilan peserta guna menyaksikan salah satu keluarganya berhasil menjadi hafidz qur’an disini” ujar Aliandra seperti release yang diterima KORANPELITA.COM, di Jakarta, Kamis (23/05/2019)
Karutan menambahkan, bahwa dari ajang ini ia berharap kedepannya akan semakin memotivasi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk mencontoh para hafidz Qur’an.
“Kegiatan ini bukan sekedar ceremony, sekali kemudian tidak ada dampak yang lanjutan, usai ini kami memiliki program lanjutan yang sama dibantu dengan mitra kerjasama Rutan, seperti Kemenag, MUI Lebak, Komunitas Hafidz Lebak, komunitas Odoj Lebak, harapanya dari pembinaan keagamaan akan lebih banyak menciptakan Hafidz Qur’an dari santriwan-santriwati Pondok Pesantren Al-Maghfiroh dan tentu ini akan menjadi cikal bakal dan bekal mereka selepas bebas nanti untuk menularkan ilmu pengetahuannya sehingga menjadi manusia yang kembali berdayaguna” Harap Aliandra sapaan akrab Kepala Rutan.
Salah satu peserta saat dikonfirmasi, sebut saja HB menyampaikan bahwa ia amat senang dan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas hikmah dan karunianya.
“Tidak ada hal lain, selain syukur kepada Allah SWT, kami merasa awalnya terbelenggu karena kesalahan kami, disini kami jalani, dibina dan diarahkan menjadi lebih baik, Alhamdulillah hikmahnya begitu positif kami rasakan semua. Sebelumnya jangankan juz 30, beberapa surat saja kami tidak hafal, melalui pembinaan disini, program ini kami turut berhasil menghafal surat Juz 30, semoga ini juga akan menambah motivasi bagi rekan WBP lainnya” Pungkas HB
Komentar juga datang dari keluarga para hafidz, sebut saja Nurleni. Ia menyampaikan rasa senang dan harunya melihat suaminya bisa masuk dalam grand final Hafidz Qur’an.
“Saya tidak menyangka disini (rutan) suami saya mendapatkan hikmahnya, mengambil sisi pelajaran dari kehilafannya, dan sekarang berusaha menjadi lebih baik menjadi hafidz qur’an, semoga ilmunya nanti bisa ditularkan kepada kami keluarga dan masyarakat sekitar dan menjadi kebanggaan kami dan masyarakat” tandasnya (han)