Sampit, Koranpelita.com
Sejumlah pedagang di Pasar PPM Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim ) Provinsi Kalteng Kalteng, mengakui dalam beberapa tahun terakhir daya beli masyarakat menurun.
Kondisi ini diakibatkan usaha masyarakat yang juga lesu , seiring dengan kebijakan pusat melarang ekspor rotan mentah, harga karet yang turun , harga kelapa sawit yang turun naik dan tutupnya beberapa perusahaan pertambangan di daerah ini, karena adanya kebijakan mendirikan smelter, mencuci hasil tambang seperti bauksit dan biji besi, supaya bernilai tambah dan tidak diekspor mentah lagi.
Sedangkan industri hilirisasi dari sumber daya alam di daerah ini nyaris tidak ada.
Menurut Wakil Ketua DPRD Kotim dari Partai Golkar H. Supriadi, MT, S.Sos, investor harus didorong untuk mendirikan industri hilirisasi di Kotim.
Selain menyerap tenaga kerja, adanya nilai tambah bahan baku yang tersedia ,juga akan menopang geliat perekonomian di daerah ini.
Meskipun disadarinya untuk mendirikan pabrik pengolahan di Kotim kadang terkendala dengan persoalan infrastruktur.
TetapiTdalam rangka bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah kita harus mencari formulasi model pembangunan yang tidak hanya mengandalkan sumber daya alam.
Tetapi juga harus memiliki daya saing dan nilai tambah sesuai dengan keadaan. ( Ruslan AG ).