Usai Penuhi Tugas di PBB, Enam Personil Polda Kalsel Kembali Ketanah Air

Banjarmasin, Koranpelita.com

Usai memenuhi tugas misi kemanusiaan bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), enam personil Polri dari Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali ketahan air.

Keenam personil polisi tersebut, adalah IPTU Andi Kohar. IPDA Sardi Abdul Karim. AIPDA Imam Syafi’i. AIPDA Irawan Yudha Pratama. AIPDA Eko Budi Nuryanto, dan BRIPKA Zelly Indra Cokki Sutrabon Tobing.

Iptu Andi Kohar mewakili rekannya kepada wartawan di Polda Kalsel, Senin (25/10/2021) menjelaskan, mereka kembali ke tanah air pada 12 September 2021 lalu.

Mereka diutus dalam misi Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa di Afrika Tengah, sebagai Kontingen Satgas Garuda Bhayangkara II dan terpilih menjadi personel Kontingen Formed Police Unit (FPU) 2 United Nation Multidimensional Integrated Stabilization Mission In The Central African Republic (MINUSCA).

Tiba bertugas di Ibukota Bangui pada 5 September 2020, setelah menempuh perjalanan udara selama 26 jam dan transit masing masing selama 2 jam di Etophia dan New Delhi.

Begitu selesai tugas, tak langsung begitu saja meninggalkan. Namun Sardi dan Yudha lebih dulu mementoring, membantu dan membagikan pengalaman kepada Kontingen baru yang menggantikan mereka.

“Jadi mereka mentoring membantu atau membagi pengalaman kepada kontingan yang menggantikan kami, jadi Sardi dan Yudha nambah satu bulan” ujar Andi.

Disana imbuh Andi. Sering dikira personil Brimob. mereka pun menegaskan mengenai satuan masing masing, yaitu, Andi dan Imam dari Polres Banjar, Sardi, Yudha dan Eko dari Polres Tabalong dan Zelly Tobing dari Polres Banjarbaru.

Mengenai tugas menantang, Andi pun menambahkan bahwa semua tugas sama dan masing masing mempunyai tantangan tersendiri. Adapun beberapa mandat mereka laksanakan, diantaranya pengamanan personil, fasilitas UN, warga sipil dan pengsungsi.

Andi mengungkapan, kerawanan Republik Central Afrika (RCA) Red Zone dan salahsatu misi yang berbahaya didunia.

Kondisi disana pun memberlakukan jam malam, dari Jam 5 sore tidak dibolehkan lagi orang-orang lewat hingga kegiatan sosial masyarakat sudah dibatasi sampai kepenerbangan ditiadakan pada waktu tertentu, dan hanya penerbangan militer saja yang diperbolehkan.

“Pernah pada Bulan Januari- Maret terlibat konflik lumayan tegang dan kondisi yang sangat siaga.
Mereka menyebutnya Group Arme, Pemberontak Seleka dan Anti balaka, syukurnya dari negara Indonesia tidak ada korban yang gugur tetapi ada dari kontingan negara lain yaitu dari Senegal, Brundi dan Maroko karena kontak senjata” ungkapnya.

Karena itu setibanya ditanah air mereka pun merasa sangat bahagia dan bersyukur tinggal di Indonesia, karena jadi orang Indonesia menurutnya adalah nikmat yang luar biasa.

Disinggung soal keluarga? mereka pun mengaku sudah berkeluarga semua, dan tentunya rindu dan apabila melakukan komunikasi jarak jauh bisa menggunakan panggilan vidio dan disediakan wifi kontingen dengan pulsa sendiri dan harga disana yang terbilang lebih mahal dari Indonesia.

“Rindu mungkin, rindu keluarga dan sebagainya itu mungkin yang harus kami tahan karena memenuhi tugas,” ucap Andi.

Terkait corona virus, disana tak berkembang seperti di Indonesia tetapi ada cuma sangat minim hingga setahun mereka disana terdata yang meninggal karena Covid hanya 105 jiwa penduduk disana. (Zulvan/pik)

About kalselsatu

Check Also

Nana Sudjana, Kinerja Pemprov Jateng Tahun 2023 Mengalami Peningkatan

Semarang,koranpelita.com  – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Tengah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.