Dan, akhirnya, menyandang status sebagai pasien Covid-19 yang harus diisolasi di rumah sakit adalah pengalaman tak terlupakan. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian ini. Jadi, semogalah, rangkaian cerita NKS Menulis Covid bisa menjadi catatan kenangan perjalanan saya melawan korona.
Hari pertama saya lewati dengan masih belum percaya bahwa ada virus korona di tubuh ini. Ketika saya ditanya oleh suster atau teman, istri selalu yang menjawab dan bilang bahwa ia tertular dari saya. Padahal ia tak ditanya. Sementara, saya lebih banyak diam dan mengalah supaya tidak ada pertumpahan darah (maklum jarum infus menancap di lengan selama perawatan).
Sejatinya, kami berdua memang banyak kegiatan di luar rumah walau tetap menerapkan protokol kesehatan. Istri beberapa kali memeriksakan gigi di rumah sakit. Dan, saya sesekali memilih ke kantor, mboten makaryo saking nggriyo (work at office) agar terlihat bekerja dan tetangga tak curiga seperti halnya kisah rekayasa babi ngepet yang viral itu.
Memang saya memiliki gejala sakit lebih dahulu sehingga susah untuk mengelak saat disangka oleh istri bahwa saya menulari. Padahal bisa jadi saling bertukar tular. Itu satu hal kecil yang mesti dilewati tanpa perlu ada hati yang tersakiti.
Memasuki hari kedua, tidak jauh berbeda kegiatan di ruang perawatan. Diawali dengan pemeriksaan tensi di pukul 00.00 wib, mandi, sarapan pagi, minum obat, periksa tensi yang kedua, suntikan beberapa obat pagi dan sore (obat antivirus, vitamin, obat radang, antibiotik, obat lambung, obat pengencer darah, dan pembersih paru), cek kadar oksigen dalam darah, dan visit dokter. Cleaning service juga menjalankan tugasnya minimal dua kali pagi dan sore.
BACA JUGA: https://koranpelita.com/2021/05/01/nks-menulis-covid-4-sabarnya-para-nakes-tanpo-wates/
Kejenuhan mulai melanda. Maklum saja, di dalam ruang perawatan tidak banyak yang bisa dilakukan. Di rumah sakit yang dibangun serba cepat ini, ruang perawatan tidak dilengkapi dengan kemewahan seperti televisi. Begitupun dengan menu makanan sehat yang dihidangkan oleh ahli gizi rumah sakit tak banyak berubah dari nasi, daging sapi atau ayam, dan telor, serta sayur bening. Telor adalah menu yang hampir pasti ada dalam beberapa bentuk olahan. Tapi jelas ini adalah makanan sehat yang terukur kadar gizinya.
Dukungan dari rekan dan kerabat serta yang sedang mengalami atau yang telah sembuh menguatkan saya. Namun, ada pula cerita tak mengenakkan bahkan seram dan cenderung menakuti-nakuti. Mungkin tujuannya baik agar saya lebih waspada, namun cara penyampaiannya kurang pas dan begitu horor. Ujung-ujungnya, rekan ini menawarkan produk sebagai obat covid alternatif.
Nah, berdasar apa yang dialami, saya sebagai mantan pasien covid ingin berbagi apa yang perlu dilakukan dan apa yang jangan dilakukan saat dirawat dan isolasi. Istilah yang sering digunakan Do’s and Dont’s agar pasien cepat sembuh.
Berikut yang saya lakukan saat perawatan agar proses penyembuhan cepat dan dijauhkan dari kejenuhan. Pertama, berfikir positif tentang kenapa kita yang diberi nikmat sakit. Alloh SWT sayangi kita dan semoga sakit sebagai penggugur dosa. Kita diuji Alloh pasti dengan takaran sempurna yang sesuai dengan kemampuan kita.
Kedua, ikuti apa yang disarankan oleh dokter dan nakes termasuk dalam mengkonsumai obat dan makanan yang disiapkan oleh rumah sakit. Ketiga, isi waktu dengan hal-hal seperti mendekatkan diri kepada Tuhan, mengerjakan hobi yang bisa dilakukan di ruang isolasi semisal mendengarkan musik, bersenandung, membaca, menggambar, menulis, olahraga ringan, berlatih aplikasi dan memanfaatkan smartphone misalnya bersosial media dan posting hal yang menyenangkan atau berkomentar postingan teman.
BACA JUGA; https://koranpelita.com/2021/04/23/nks-menulis-covid-3-saat-tengah-malam-memasuki-ambulan/
Keempat, hubungi teman dan kerabat, yang senasib sepenanggungan atau pernah terkena covid, untuk saling menguatkan dan saling berbagi pengalaman. Kelima, berbagilah rejeki karena hal ini akan menenteramkan hati. Apalagi pada bulan penuh berkah seperti sekarang ini, tentu kebaikan yang dilakukan akan mendapatkan pahala berlipat ganda.
Sebaliknya, ada hal-hal yang tidak perlu dilakukan pada saat dirawat dan diisolasi. Pertama, jangan menuruti semua saran teman untuk minum obat bermacam-macam. Ikuti dan laksanakan anjuran yang diberikan dokter dan rumah sakit.
Kedua, jangan dengarkan pesan-pesan menakutkan dari teman. Jika perlu nomor telepon atau WA yang menebar rasa takut atau punya motif berjualan obat diblokir saja agar pikiran tetap tenang. Ketiga, jangan terlalu banyak memesan makanan lewat online atau menerima kiriman dari teman. Makanan dari rumah sakit adalah yang terbaik takaran kalori dan gizinya. Keempat, jangan biarkan mental kita down. Teruslah rasa gembira dan optimis untuk sembuh tetap menyala.
BACA INI JUGA: https://koranpelita.com/2021/04/18/nks-menulis-covid-2-pengalaman-pelanggan/
Begitulah. Beruntungnya, saya dan istri telah mendapatkan vaksin secara lengkap dan tidak memiliki penyakit bawaan. Dokter bilang ini mungkin membuat sakitnya tidak parah dan cepat sembuh.
Selanjutnya, tanda-tanda akan dibolehkan pulang terlihat saat fisioterapi memberi beberapa arahan untuk mengambil nafas di hari ke delapan. Walau hasil PCR masih positif, namun di hari kesepuluh bisa diyakini boleh pulang untuk isolasi mandiri di rumah.
Benar saja, hari ke sepuluh kami meninggalkan RSPP Simprug dengan terlebih dahulu mandi dan ganti baju bersih yang dibawa oleh anak-anak yang menjemput. Isoman di rumah hanya perlu lima hari saja dengan tetap meminum obat dari rumah sakit untuk bisa mendapatkan hasil PCR yang negatif.
Bahagianya saat saya bisa duduk makan sahur dan buka puasa bersama keluarga tanpa ada rasa khawatir lagi. Juga bisa bebas ke setiap sudut rumah sendiri terbebas dari isolasi.
BACA YANG PERTAMA: https://koranpelita.com/2021/04/17/karena-nks-itu-ngrasake-korona-sedelo/
Terimakasih nakes. Terimakasih Sedulur NKS yang selalu memberi doa dan dukungan untuk kesembuhan saya dan istri. Semoga Alloh SWT memberikan balasan atas kebaikan semua rekan dan sabahat. Kiranya kita selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari virus korona.(*)
Salam NKS
Terimakasih utk share pengalamannya, semoga banyak lagi tulisan2 positif seperti ini agar menjadi masukan.bagi Nakes bagaimana memperlakukan pasien covied. Dan juga bisa menjadi masukan bagi pasien covid bagaimana melawan takut dan kejenuhan selama perawatan.