Ratusan Popok Bayi Cemari Kali Brantas

Malang, Koranpelita,com

Sebagian besar masyarakat Jawa Timur, mempercayai adanya popok bayi yang dibakar akan menimbulkan penyakit panas bagi bayinya.

Oleh karena itu, orang tua memilih popok sekali pakai dibuang di Daerah Aliran Sungai (DAS Brantas). Sikap ini membuat kali tersumbat.

“Adanya kepercayaan itu, banyak popok di kali. Kita sudah kordinasi dengan seluruh Pemda di Jatim, maupun tokoh masyarakat sekitar kali untuk membersihkan popok dan plastik sampah,” kata Kepala BBWS Brantas,Dr Ir M Rizal,, dalam sebuah diskusi di Malang, Jatim, kemarin.

Meski sampah menimbulkan sumbatan namun pihaknya Mengklaim mampu mengatasi secara bertahap. Baik kerjasama dengan lembaga sosial maupun pemerintah setempat termasuk mengantisipasi soal banjir.

Diakuinya popok bayi itu, sengaja dibuang orangtua bayi karena adanya kepercayaan membuang popok di kali membuat bayinya adem atau nyaman. Jika popok dibakar dipercaya bayinya akan sakit budukan (gatal gatal dan panas tubuhnya).

Menyinggung soal sampah plaatik yang juga ditemukan di Kali Brantas, Rizal , tidak mengelak. Hanya saja ada kelompok masyarakat yang membantu mengambilnya sekaligus melakukan pemilahan.

Berdasarkan survey sejumlah kelompok peduli lingkungan, sampah yang ada di Kali Brantas mencapai ratusan ribu popok dalam sehari. Polusi sampah popok yang mencemari sungai menurut pemerhati lingkungan dan tergabung dalam elemen Ecoton, dinilai kondisi darurat. Krrna menurut hasil surveinya satu harinya seorang bayi atau balita menghabiskan 5 sampai 6 popok sekali pakai.

Sedangkan disekitar kali itu ada 750 ribu bayi setidaknya ada tiga juta popok.yet saja pemerhati limgkunmenilai dampaknya buruk bagi sungai it sendiri. ” Kita sarankan agar bayi gunakan popok kain,” ujar Rizal.

Ditanya soal kondisi sepadan sungai terpanjang di Jatim ini, Fauzi, sudah berkali kalai mengingatkan kepada masyarakat yang menggunakan areal itu untuk pindah. Hanya saja masyarakat janji akan pindah usai Pandemi Covid selesai.”Ada hunian di atas sepadan sungai dan Pemda setempat sudah menanganinya,” ujarnya.

Selanjutnya Rizal Menjelaskan soal program padat karya tunai (PKT).
Program Padat Karya Tunai (PKT) Melalui Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI). (oto)

About redaksi

Check Also

The 2nd Made in INDONESIA EXPO 2025 Buka Peluang Produk Indonesia Kuasai Timur Tengah

JAKARTA,KORANPELITA.COM – Saat ini adalah waktu yang tepat bagi pengusaha Indonesia untuk memasuki dan memasarkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca