20 Tahun Lumpuh, Tarjani Menangis Terima Bantuan

 

Pekalongan, Koranpelita.com

Sudah 20 tahun Tarjani (69) warga Desa Salit Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan harus meringkuk menahan sakit di persendian kakinya. Dia tidak bisa berjalan, geraknya hanya terbatas di dalam rumah gedek atau anyaman bambu berukuran 4 x 7 m.

Pada masa mudanya sampai sebelum didera penyakit yang dia tidak tahu musababnya itu, Tarjani menjalani profesi sebagai buruh tani. Dengan penghasilan tidak menentu dia harus menghidupi seorang istri dan tiga anaknya.

“Awalnya dulu ketika nyangkul di sawah kaki ini terasa sakit. Ketika sorenya pulang, begitu sampai rumah semakin sakit dan saya terjatuh,” kata Tarjani, Rabu (12/6).

Begitu terjatuh di rumah, lanjut Tarjani, kakinya tidak mampu dijadikan pijakan. Dan sejak saat itu dia tidak bisa berjalan dan hanya berbaring di tempat tidur. Baru beberapa tahun ini dirinya menerima kursi roda yang dia manfaatkan untuk bergerak meskipun terbatas di dalam rumah.

“Kelelahan bekerja di sawah, terus di rumah jatuh tidak bisa bangun sampai sekarang. Sudah periksa di puskesmas, tapi belum sembuh,” katanya.

Ternyata derita yang dialami Tarjani tak cukup di situ. Rumah yang dia diami selama ini ternyata berdiri bukan di atas tanah miliknya, namun bondo deso atau tanah milik desa. Rumahnya pun sangat sederhana, hanya terdiri satu kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Sebagian besar dindingnya pun terbuat dari gedek atau anyaman bambu.

Kondisi Tarjani tersebut akhirnya sampai di telinga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lewat aduan masyarakat. Setelah berkunjung di kediaman Habib Luthfi dan meninjau jalan perbatasan antara Kota dan Kabupaten Pekalongan, Ganjar segera meluncur menengok kondisi Tarjani dan memberikan bantuan sembako. Begitu sampai, Ganjar lantas ngobrol ringan dengan Tarjani. Setelah ditanya, ternyata Tarjani belum makan.

“Tolong snack-ku di mobil diambilkan. Ini pak Tarjani belum makan. Tadi ada kue,” kata Ganjar pada ajudannya.

“Mudah-mudahan ini bisa diselesaikan. Pak Bupati bantu, Ibu Kades juga bantu. Bantuan kami tidak banyak tapi mudah-mudahan bisa meningkatkan kepedulian masyarakat, meningkatkan gotong royong tetangga. Semoga bisa menjadi barokah syawalan,” kata Ganjar.

Selain itu Ganjar juga menyerahkan bantuan renovasi rumah tidak layak huni. Meski berdiri di tanah milik desa Ganjar tidak mempersoalkan yang terpenting warganya memiliki rumah layak sebagai salah satu penunjang hidup sehat.

“Nanti ibu kepala desa yang menyelesaikan persoalan-persoalan administrasi. Untuk pembangunannya nanti masyarakat sini siap untuk gotong royong. Sehingga kelak tidak ada masalah karena semua telah diperjanjikan. Tadi pak Tarjini juga sudah mengetahui status tanah ini dan bersedia menerim perjanjian itu,” katanya. (sup)

About redaksi

Check Also

Antisipasi Musim Hujan, Pemkot Semarang Intensifkan Pengerukan Sedimen Sungai

Semarang,KORANPELITA– Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pekerjaan Umum terus mengintensifkan upaya pengerukan sedimen sungai, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca