STUNTING-Ceramah kesehatan tentang stunting pada kegiatan Gebyar Posyandu di Posyandu Gurami Komplek Dewa Ruci, Jakarta Utara, Senin (25/2).penkolinlamil

Peduli Gizi Anak, Ketua PG Jalasenastri Kolinlamil Kampanyekan Anti Stunting

Dalam rangka mewujudkan generasi sehat, bergizi dan berprestasi Ketua Pengurus Gabungan Jalasenastri Kolinlamil Ny. Yayuk Heru Kusmanto beserta pengurus mengkampanyekan gerakan anti stunting.

 

Jakarta, Koranpelita.com-Kampanye gerakan anti stunting tersebut dilaksanakan pada acara gebyar Posyandu di Posyandu Gurami Komplek Dewa Ruci, Jakarta Utara, Senin (25/2). Kegiatan gebyar posyandu yang diisi dengan pemberian imunisasi dan vitamin A kepada balita warga Komplek Dewa Ruci dan juga ceramah kesehatan tentang stunting.

Ketua Pengurus Gabungan Jalasenastri Kolinlamil menjelaskan, bahwa selain pertumbuhan yang terhambat, Stunting juga dapat dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang serta prestasi sekolah yang buruk sehingga Stunting merupakan hal penting untuk dicegah.

“Jangan biarkan masa depan anak bangsa terancam karena Stunting, oleh karenanya mari kita berperan aktif  melakukan aksi nyata untuk mencegah dan menanggulangi Stunting agar anak kita bisa tumbuh sehat dan berprestasi. Karena Pengawasan mengenai pentingnya gizi harus dimulai dari keluarga,” ungkap Ny. Yayuk Heru Kusmanto

Terkait dengan ceramah kesehatan anti stunting, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, dan Guru Besar Tetap Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor  Prof. Dr. Ir. H. Hardinsyah, M.S. menegaskan, bahwa saat ini banyak masyarakat awam yang belum mengerti dengan istilah stunting.

Menurutnya, stunting adalah kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan pertumbuhannya tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Banyak yang tidak mengetahui bila anak mengalami gangguan dalam hal pertumbuhan hanya dianggap sebagai bawaan genetika, padahal lebih jauh dari itu, apalagi jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat. Pasalnya stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi.

Kondisi ini disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia masih di dalam kandungan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 20 persen kejadian stunting sudah terjadi ketika bayi masih berada di dalam kandungan. Kondisi ini diakibatkan oleh asupan gizi ibu selama kehamilan kurang berkualitas, sehingga nutrisi yang diterima janin sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.

Untuk itu, Prof Dr. Ir. H. Hardinsyah, M.S. meminta seluruh keluarga khususnya keluarga besar Kolinlamil untuk sama-sama bergerak melawan stunting. “Pencegahan terjadinya Stunting bisa dimulai dari memperkuat pertahanan keluarga. Periode rawan terjadinya stunting terjadi saat ibu-ibu hamil dan anak-anak yang baru berusia dua tahun. Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh keluarga di Indonesia agar memperhatikan gizi,” jelasnya.(ay)

 

About redaksi

Check Also

MASYARAKAT ANTUSIAS NAIK TANK DAN KENDARAAN TEMPUR MARINIR

Jakarta, koranpelita.com Tawa riang dan senyum ribuan masyarakat muali dari anak kecil sampai dengan orang …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca