Diakusi Dialektika Demokrasi bertema "Batasan Norma Dalam Debat Capres" di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/2), menampilkan Pembicara Komisioner KPU Rachmat Subagja, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan anggota F-PDIP Maruarar Sirait.
Diakusi Dialektika Demokrasi bertema "Batasan Norma Dalam Debat Capres" di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/2), menampilkan Pembicara Komisioner KPU Rachmat Subagja, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan anggota F-PDIP Maruarar Sirait.

Bawaslu akan Evaluasi Pelanggaran Etika Debat Capres

Jakarta, KP

Komisioner Badan Pengaqas Pemilu (Bawaslu)  Rahmat Bagja mengatakan bahwa, pihaknya akan melakukan evaluasi dan rekomendasi atas pelaksaan jalannya kegiatan Debat Calon Presiden dan Wakil Presiden yang sudah berlangsung dua kali. Evaluasi itu akan dituangkan dalam sebuah surat yang mencakup tiga poin.

“Nanti ada tiga poin yang akan kita bahas, yaitu teknis, supporter yang terlalu ramai dan serangan pribadi yang dilakukan capres kepada capres lainnya,” ujar Rahmat Subagja dalam acara Dialektika Demokrasi ‘Batasan Norma Dalam Debat Capres’ di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (21/2).

Ditegaskannya, poin serangan pribadi itu hingga saat ini masih dalam pembahas. Menurut Bagja, aturan soal serangan pribadi tidak dimuat dalam peraturan perundang-undangan manapun. Aturan tersebut, dimuat dalam tata tertib debat.

Ditambahkannya, aturan soal serangan pribadi tertuang dalam aturan debat yang dibuat KPU bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf maupun Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.

Sementara Wakil Ketua DPR Fadli Zon/Dewan Pengarah BPN Prabowo-Sandi, yang juga tampil sebagai pembicara mengatakan, kita akan disuguhi lima kali debat presiden atau istilah kerennya  presidential debates.

Menurut Fadli, presidential debates itu adalah forum debat tertinggi. Kehormatannya pun  juga tinggi. Dikatakannya debat capres itu terbagi dua, yaitu presidential debates  dengan menagerial  debates. Itu ada bedanya.

Kalau pesidential debates, kata dia, harus lebih menyentuh kepada substansi, sesuatu yang metafor, filosipi , strategis dan juga sesuatu yang bisa menjadi solusi untuk jangka panjang.

Sedangkan manajerial debates bersifat sangat teknis, karena terkait dengan data dan angka-angka. “Apalagi kalau angka-angkanya ngawur. Ini yang menurut saya sangat rawan,” papar Fadli.

Dikatakan dia, yang  dipertontonkan  Pak Prabowo adalah presidential debates, sementara yang dipertontonkan oleh Pak Jokowi adalah manajerial debates. Sayangnya, banyak data yang yang disampaikan Pak Jokowi tidak akurat dan ini menjadi masalah.

Dikatakan Fadli, menyangkut masalah etika debat, sangat tergantung kepada orangnya. Yang menyangkut etik itu, sangat tergantung kepada kebiasaan sehari-hari.

Atas dasar itu semu lanjut Fadli, maka ada hal yang harus menjadi pertimbangan dan catatan okeh Bawaslu,  yaitu apakah ada yang dilanggar terkait dengan pernyataan pak Jokowi yang mengungkap aset kekayaan Pak Prabowo.

Sedangkan anggota F-PDIP DPR/Influencer TKN Jokowi-Ma’ruf Amin Maruarar Sirait yang juga ikut menjadi pembicara mengatakan, dia mengakui banyak calon yang kalah berkali kali. Tidak hanya Pak Prabowo. Tetapi juga Khofifah Indar Parawangsa dua kali kalah.  (kh)

 

About redaksi

Check Also

Pekerja MPS Tuban Mantap Pilih Khofifah, Gubernur Paling Berpihak pada Industri Padat Karya SKT

TUBAN,KORANPELITA COM– Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa bersapa dengan ribuan pekerja di MPS PT Warahma …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca