Surabaya, Koranpelita.com
Wakil Komandan Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan latihan Angkatan Laut (Wadan Kodiklatal) Laksma TNI B. Ken Tri Basuki, M.Si., (Han),CHRMP secara resmi menutup Latihan Praktek (Lattek) keparaan Siswa Pendidikan Intai Amfibi Marinir (Diktaifib) Angkatan 45 dan Kursus Acceleration Free Fall (AFF) Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) yang dilaksanakan di hanggar Skuadron 400 Pusnerbal Juanda Sidoarjo.
Penutupan Lattek Keparaan dan kursus AFF tersebut diikuti 41 prajurit terdiri 35 prajurit Siswa Diktaifib dan 6 Prajurit Korps Wanita Angkatan laut. Tampak hadir dalam penutupan tersebut pejabat Utama Kodiklatal diantaranya Para Direktur, para Komandan Kodik dan Pusdik dijajartan Kodiklatal, selain itu hadir pula Komandan Wing udara 1 dan Komandan Lanudal Juanda.
Sebelum pelaksanaan penutupan para hadirin disuguhi dengan demo terjun payung oleh para Siswa Dikhtaifib dan peserta Sus AFF. Demo terjun payung tersebut terbagi dalam 3 Run dimana setiap run terdiri 7 penerjun salah satunya prajurit Kowal. Adapun pesawat yang digunakan dalam demo terjun adalah Cassa CN 212 dibawah Wing Udara 1 Puspenerbal.
Komandan Kodiklatal Laksda TNI Dedy Yulianto dalam amanat yang dibacakan Wadan Kodiklatal Laksma TNI B. Ken Tri Basuki, M.Si., (Han),CHRMP menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan para Siswa dalam menyelesaikan lattek ini yang telah berjalan lancar dan aman.
Menurutnya bagi siswa Diktaifib, keberhasilan tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang pasukan khusus TNI AL dalam hal teknik masuk dan keluar pesawat, melayang dan mengemudi, melipat parasut, teknik mendarat, teknik penguasaan prosedur emergency dan penguasaan tumpuan udara terbatas, sehingga siap mengaplikasikannya dalam kedinasan sebagai pasukan pengintai dan penyelidik dalam operasi amfibi dan operasi darat serta tugas-tugas khusus lainnya secara tim maupun perorangan.
Sedangkan bagi siswa kursus AFF, keberhasilan dalam menyelesaikan lattek keparaan yang ditandai dengan brevet freefall ini, hendaknya dapat diterapkan dengan baik dan benar dalam kegiatan yanus terjun payung TNI AL sehingga mampu meningkatkan keterampilan sebagai atlet wanita terjun payung TNI AL yang dapat diandalkan.
Lebih lanjut, Dankodiklatal menyampaikan, sebagai pasukan khusus TNI AL yang dituntut mampu melakukan infiltrasi dari empat media, yaitu darat, atas permukaan, bawah permukaan maupun media udara dengan segala macam bentuk dan tingkat kesulitan risiko yang tinggi, tentu membutuhkan tampilnya prajurit yang andal dan memiliki disiplin tinggi.
Hal ini berarti profesionalisme merupakan fokus utama dari lahirnya prajurit yang bermoral, profesional dan berani dalam rangka mewujudkan visi TNI AL yang profesional, modern, berkemampuan proyeksi regional dan berkomitmen global guna menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara kesatuan republik Indonesia serta mendukung negara sebagai poros maritim dunia.
Oleh karena itu, kemampuan khusus yang telah diperoleh dalam pendidikan yang ditandai dengan brevet para dasar dan freefall di dada, haruslah diimbangi dengan meningkatnya profesionalisme serta rasa tanggung jawab sebagai pasukan elit korps Marinir. Kebanggaan tersebut harus dijawab dengan memberikan kontribusi positif dalam pelaksanaan tugas dan mempertahankan kemampuan yang dimiliki, melalui latihan secara rutin dan berlanjut dengan ditunjang kesamaptaan jasmani yang prima.(ay)