Mari Menanam Pohon Sebelum Terlambat

Oleh: Zulfa Asma Vikra

SAAT bulan Desember hingga Januari 202, musim hujan dengan curah yang tinggi terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel). Bahkan, di beberapa tempat seperti di Tanah Laut dan Kabupaten Banjar mengalami banjir karena intensitas hujan yang kuat.

Efek dari La Nina yang menerjang sebagian kawasan Indonesia khususnya kawasan Kalimantan Selatan dengan menunjukan dampak musim yang ekstrem.

La Nina dinyatakan sebagai “Kejadian La Nina”atau “La Nina event” apabila kondisi penyimpanan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya, diikuti oleh perubahan sirkulasi atmosfer di atasnya berupa peningkatan angin pasat timuran lebih kuat dari kondisi normalnya, dan telah berlangsung beberapa bulan.

Kondisi La Nina dapat berlangsung dengan durasi selama beberapa tahun hingga dua tahun. Perubahan di Samudera Pasifik berupa interaksi laut dan atmosfer (La Nina/El Nino) terjadi dalam siklus antar tahunan dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dengan perulangan kejadian 2-8 tahun.

La Nina berdampak pada peningkatan curah hujan di Pasifik barat (Indonesia, Sebagian Asia tenggara lainnya, dan bagian utara Australia), Brazil bagian utara, dan Sebagian pantai barat Amerika Serikat. Sebaliknya, menyebabkan curah hujan yang lebih rendah di Sebagian pantai timur Asia, bagian tengah Afrika, dan Sebagian Amerika bagian Tengah, serta dapat menyebabkan juga iklim lebih dingin di Sebagian wilayah di barat dan timur Afrika, Jepang, Sebagian besar pantai barat Amerika Serikat, dan Brazil bagian selatan.

Potensi dampak La Nina pada curah hujan bulanan

Curah hujan meningkat seiring masuknya awal musim hujan Akumulasi curah hujan >300 mm/bulan umumnya terjadi di Pesisir Barat Samudera, wilayah sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kalimantan bagian barat dan utara, Sebagian Papua. La Nina menambah curah hujan secara signifikan pada Oktober – November pada awal musim hujan.

La Nina menguatkan curah hujan bulanan

Oktober : Sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Sebagian Sumatera dan Kalimantan

November : Sebagian wilayah terutama Indonesia bagian tengah, timur, dan selatan

Desember : Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan

Januari : Sebagian besar wilayah Indonesia tidak mengalami peningkatan curah hujan signifikan

Februari : peningkatan curah hujan di Sebagian wilayah Indonesia bagian utara, pengurangan curah hujan di bagian barat

Maret : Sebagian wilayah terutama wilayah Indonesia timur dan selatan

Meskipun La Nina kurang berpengaruh signifikan pada hujan bulan Januari-Februari akumulasi curah hujan tetap tinggi berkaitan dengan puncak penguatan monsoon Asia.

Januari Bulanya Menanam

Tanggal 10 Januari diperingati sebagai hari gerakan sejuta pohon sedunia. Setiap tanggal ini kita diingatkan betapa pentingnya melestarikan pohon. Pohon merupakan makhluk hidup yang punya andil dalam pertumbuhan manusia. Proses fotosintesis yang ia punya menjadi komponen alami krusial bagi manusia. Pohon dapat mengurangi kandungan Karbondioksida (CO2) dalam air dan mengeluarkan Oksigen ke udara untuk nafas manusia.

Selain itu pohon yang tumbuh dalam jumlah besar seperti hutan pinus, mampu membuat 60 persen air hujan bisa terserap oleh tanah. Khususnya untuk spesies hutan berdaun lebar dan tajam bahkan mampu menyerap hingga 80 persen air hujan.

Hal ini bisa meningkatkan pasokan air untuk keberlangsungan hidup manusia. Pemerintah Indonesia mulai menerapkan kebijakan soal kelestarian pohon melalui gerakan Satu Miliar Pohon era Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gerakan ini pada 2012 telah menanam pohon hingga 732 juta pohon atau sebanyak 70 persen dari target satu miliar. Inilah beberapa alasan untuk sesegera mungkin menanam pohon, yaitu

Islam dan Kelestarian Lingkungan

Firman Allah SWT pada surah Qs Al-‘Araf ayat 58 Pelestarian Alam untuk Kemamfaatan Artinya “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”  dan di Qs Al-Baqarah ayat 205 Pencegahan Kerusakan Alam artinya ” Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”.

Islam dan pelestarian lingkungan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan, untuk kemanfaatan hidup manusia, sementara merusak alam, akan berdampak kerusakan baik di laut maupun di darat. Islam mengatur manusia agar berperilaku terhadap lingkungannya sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia itu sendiri serta makhluk lainnya. Menaman untuk masa depan (amal jariah, shedekah) Firman Allah SWT QS Al-An’am ayat 95 artinya “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling”.

Pohon sebagai penyumbang oksigen

Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk bernafas. Oksigen inilah yang menjadi faktor paling penting dalam kehidupan manusia dan pepohonan bisa menjadi pabrik oksigennya dengan gratis. Arbor Day Foundation menyebutkan bahwa sebuah Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik napas dalam setahun dalam satu musim.

Selain itu Sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbon dioksida pada tingkat 48 pon /tahun dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfer untuk mendukung 2 manusia.

Pohon sebagai faktor penting proses penyimpanan air tanah

Keberadaan pohon jelas membantu proses penyimpanan air di dalam tanah. Seandainya tidak ada naungan dedaunan pohon, air hujan akan langsung menghunjam tanah dan mengalir tanpa bisa diserap oleh tanah dan juga ikut mengalirkan tanah subur di atasnya. Hal itu tidak terjadi jika ada pohon. Air hujan akan menerpa dedaunan terlebih dahulu dan kemudian secara perlahan akan mengalir ke tanah.

Dengan demikian tanah tidak mengalami gempuran air hujan yang bertubi-tubi. Hal ini menyelamatkan tanah permukaan yang subur. Selanjutnya dedaunan pohonan yang terjatuh di bawah pohon menjadi tempat hidup bagi organisme penunjang kesuburan tanah  seperti cacing dan hewan kecil lainnya. Perilaku hewan-hewan inilah yang menyebabkan tanah menjadi gembur dan berpori-pori. Pada pori-pori ini lah kemudian air mengalir ke tempat-tempat penampungan air di dalam tanah. Selanjutnya air akan dikeluarkan secara teratur lewat sumber-sumber mata air, sumur di rumah warga atau disimpan di sungai-sungai bawah tanah. Pada surah Al-Anbiya ayat 30 “ Dan Kami Jadikan  Segala Sesuatu Yang Hidup  Berasal Dari Air”.

Pohon sebagai pengurang polusi

Dalam berbagai penelitian telah disebutkan bahwa tanaman bermanfaat memperbaiki kualitas udara melalui proses fotosintesis yang mengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2). Tanaman juga dapat menurunkan suhu udara di sekitar rumah.

Beberapa ahli lingkungan menyebutkan, setiap satu hektar lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 dari aktivitas manusia, pabrik, dan kendaraan bermotor menjadi dua ton O2 yang dibutuhkan manusia. Dalam kondisi lingkungan yang  polutif, maka tak ada alasan untuk tidak menanam pohon. Semakin banyak pohon yang ditanam, semakin nyaman lingkungan kita dan semakin bersih dari polusi-polusi.

Pohon sebagai pencegah bencana

pohon mampu menghambat laju air dan menyerapnya ke dalam tanah. Perakaran pohon juga mampu menjadi pengikat tanah. Sehingga beberapa jenis longsoran dapat diantisipasi karena keberadaan pepohonan ini. Karena kemampuan pohon dalam mengurangi banjir dan longsor maka di daerah longsor dan banjir selalu dianjurkan untuk melakukan reboisasi.

Pohon sebagai sumber amal shaleh

Pohon yang kita tanam akan mengeluarkan oksigen dan menyerap polusi. setiap hari, setiap saat. itulah amal sholehnya. tidak diketahui oleh penanamnya.

Pohon sebagai penyedia makanan bagi makhluk hidup

Ketika hutan mereka dirambah dan sumber makanan mereka berkurang tak ada pilihan lain selain mendatangi daerah yang banyak sumber makanan yang notabene dihuni manusia. Dengan menanam pohon, terutama pohon yang memang menjadi kesukaan para binatang maka kejadian seperti di Sidrap bisa diminimalisir.

Pohon sebagai penyumbang unsur estetika

Bayangkan jika kita hidup dalam kungkungan beton, tak ada satupun pepohonan. Tidak nyaman dan gersang bukan. Selain memberi kenyamanan saat terik matahari sebagai tempat berteduh, pohon juga memberikan unsur-unsur estetikanya.(*)

Penulis : Anggota DPRD Kalsel dan Ketua Majelis Lingkungan hidup Muhammadiyah Kalsel

About kalselsatu

Check Also

Inovasi Ketahanan Pangan Kota Semarang Kembali Raih Penghargaan Tingkat Nasional

Semarang,KORANPELITA com – Inovasi Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di bidang ketahanan pangan kembali mendapatkan apresiasi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca