Tasikmalaya, Koranpelita.com
Sesuatu yang tadinya biasa saja, bisa menjadi objek yang sangat menarik jika dipoles oleh kreativitas. Kampung Kolecer di Cisayong Tasikmalaya menjadi sebuah saksi nyata, bagaimana peran kreativitas bisa mengubah kampung yang biasa menjadi pusat gravitasi wisata.
Hampir setiap hari, terutama di akhir pekan magnet wisatanya semakin kuat sehingga tidak mengherankan jika ada ratusan orang yang selalu datang menikmati takjubnya keindahan alam yang dipoles dengan daya kreativitas seni dan aneka makanan khas daerah.
“Ada juga pusat peternakan kambing Etawa yang berhasil dibudidayakan dan menjadi percontohan peternakan kambing yang sehat dan bersih, “ ujar Ketua Umum Prawita Genppari Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Minggu (6/12).
Dede menambahkan pandangan Ahli psikometri Guildford dan Torrance yang berpendapat bahwa kreativitas adalah suatu sifat terukur, dan menekankan pada pengembangan test yang mengukur pemikiran divergen. Ahli-ahli tersebut mempunyai uji coba yang panjang untuk melihat dengan cermat hubungan antara kreativitas dan kecerdasan, dan mempelajari sifat – sifat kepribadian dari individu yang kreatif.
Kreativitas mudah diucapkan, namun tidak sesederhana dalam melakukannya. Kreativitas memerlukan pemikiran, perhatian, pengamatan, pengorbanan dan kesungguhan. Cara melatih diri agar kreatif bisa dimulai dengan keinginan untuk mengamati sekeliling dengan kepekaan indra, berimajinasi, mengambil sudut pandang yang berbeda (berfikir out of the box), melakukan Sesuatu yang baru, kemauan untuk mencatat, menambah Wawasan dan keinginan untuk selalu belajar dan mencoba.
Untuk itulah wajar sekali jika Kampung kolecer di desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya ini menjadi salah satu tujuan wisata. Di desa ini para pengunjung akan disuguhkan keindahan alam dan kesejukan alam khas pedesaan. Keindahan diawali dari gang masuk yang berada di jalan raya Cisayong yang berhiaskan kampung 3D dimana hampir seluruh tembok gang dihiasi berbagai gambar 3D hasil kreasi warga setempat. Begitupun sepanjang jalan menuju kampung kolecer, terdapat berbagai kreasi kolecer dengan berbagai bentuk dan ukuran. Suara kolecer yang diterpa angin bersahutan menjadi nyanyian simfoni alam yang menarik.
Selain disuguhkan keindahan alam, di sepanjang kampung kolecer juga banyak aneka jajanan, makanan ringan serta minuman yang bisa menjadi tempat wisata kuliner para pengunjung. Kampung Kolecer yang mulai dibuka awal Agustus merupakan kreasi dan inisiatif warga yang luar biasa. Kolecer sendiri sebenarnya istilah dalam bahasa Sunda terkait baling – baling tradisional yang terbuat dari aneka bahan, seperti kayu, bambu, dan bahan lainnya. Di kampung ini ada sekitar 500 kolecer berbagai jenis dan ukuran.
“ Destinasi wisata kampung kolecer ini dapat membuktikan juga bagaimana sebuah kreativitas warga bisa mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi covid 19. Perekonomian masyarakat mulai menggeliat dan bergerak semakin meningkat. Banyak warga yang membuka lapak berjualan aneka jajanan mulai makanan dan minuman. Semoga kreativitas warga di kampung kolecer ini bisa menjadi inspirasi bagi warga – warga di kampung lainnya. Bukan hanya di Tasikmalaya saja, melainkan di seluruh tanah air. Resonansi kreativitas ini harus terus digaungkan agar mampu menjadi ciri khas bangsa yang maju dan modern. Bangsa Indonesia harus terus menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang kreatif, semangat dan tetap optimis di segala situasi,“ pungkasnya.
Bagi yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut tentang kampung Kolecer ini, bisa menghubungi Kang Rizal di no. 0812 8208 7237. (D)