www.koranpelita.com Jernih, Mencintai Indonesia
Related Articles
Banjarmasin, Koranpelita.com
Dinilai kooperatif dan sudah berusia tua, dua tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah KONI Banjarmasin Tahun 2017, yaitu mantan Sekretaris KONI, Widharta dan Jumadri Masrun (Ketua KONI) diberikan status tahanan kota.
Selain kooperatif dan sudah renta, kedua tersangka juga memperoleh dukungan jaminan dari dari Walikota dan Wakil Walikota Banjarmasin atas status tahanan kota mereka.
Hal itu diungkapkan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjarmasin Tjakra Surya Eka Putra SH MH, melalui Kasi Pidsus, Arif Ronaldi, dikonfirmasi Selasa (15/9/2020).
Arif Ronaldi menyebutkan, selama ini kedua tersangka sangat kooperatif saat menjalani pemeriksaan. Terlebih juga sudah berusia tua.
Selain itu mereka juga ada jaminan dari Wali dan Wakil Walikota Banjarmasin terkait status tahanan kota-nya. Sehingga kedua terdakwa tidak dilakukan penahanan rutan.
Hal lain yang cukup mendukung, lanjut Arif, adanya pertimbangan kondisi dimasa pandemi covid-19 sesuai dengan edaran Kejaksaan Agung No.5 tahun 2020 tentang masalah penanganan perkara dimasa pandemi Covid-19, yang memungkinkan tidak dilakukan penahanan badan bagi terdakwa.
“Saat ini, berkas kedua terdakwa yang dugaan korupsi dana hibah di KONI Banjarmasin ini dinyatakan rampung pihak Ditreskrimsus Polda dan dilimpahkan ke Kejaksaan.
Dalam proses tahap II, dilakukan penyerahan tersangka dan barang bukti oleh pihak penyedia pasa Selasa (15/9/2020).
Assiten Tindak Pidana Khusus Kejati Kalsel Dwianto Prihatono SH MH, menambahkan, proses tahap II sudah dilakukan, kemudian proses tahap II, dilanjutkan lagi ke Kejari Banjarmasin.
“Proses tahap II kedua tersangka telah limpahkan lagi ke Kejari Banjarmasin, untuk administrasinya,” jelas Dwianto.
Seperti diketahui, kasus yang menjerat keduanya yaitu dana hibah Pemko Banjarmasin ke KONI pada tahun 2017 lalu.
Dampak dugaan perbuatan korupsi tersebut sesuai BPK, negara berpotensi rugi senilai Rp 3 miliar. (Ipik )
