Peristiwa ini, memang sudah agak lewat. Peristiwa yang agak mendebarkan bagi saya. Sebab, tidak bisa bergerak cepat untuk ikut menyumbang darah, padahal sedang ada yang butuh darah seperti darah saya: A Rhesus Positif.
Saat itu, saat membuka group WA ex-kantor, muncul banyak ucapan yang mirip. Mendoakan seseorang semoga cepat sembuh. Saya penasaran, saya scroll up beberapa kali. Ternyata tengah hari di ada yang posting: Dibutuhkan Donor Darah untuk Ibu Mawar yang sedang sakit.
Saya teringat reminder di hape bahwa hari Minggu, 9 Agustus 2020 sudah boleh donor lagi. Ya, saya selalu menggunakan fungsi reminder di calender smartphone saya untuk mencatat yang penting. Jadwal donor ini penting, dan ini akan menjadi kali ke 21 saya berdonor secara agak rutin.
Melayang dalam ingatan, dua bulan yang lalu untuk pertama kalinya saya mengikuti donor darah di Kelurahan Kantor Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta timur. Benar, jadi ada jarak waktu yang harus dilewati buat pendonor untuk dapat mendonorkan darahnya kembali.
PMI Jakarta membuat ketentuan, setiap pendonor akan diundang untuk donor pada dua bulan berikutnya. Tentu timbul pertanyaan, kenapa harus 2 bulan Loh, kalo badannya gede, darahnya pasti banyak, jadi kapan saja bisa boleh mendonorkan darahnya. Tidak demikian juga.
Ketidak mendonorkan darahnya, PMI akan mengambil darah kita pada pada jumlah tertentu. Misalnya 250 CC, 300 CC atau 400 CC tergantung berat badannya. Diperlukan waktu yang cukup agar dapat darah kita bertumbuh dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan badan. Kalau dilakukan pengambilan darah lagi sebelum waktu 2 bulan, tentunya darah dalam tubuh kita masih muda dan belum cukup untuk didonorkan.
Kembali ke postingan WA tadi, saya pun menjadwalkan untuk mendaftarkan donor kepada Ibu yang nomornya tertulis di postingan WA tadi untuk besok pagi, karena saat itu sudah lewat jam 7 malam dan saya baru saja sampai rumah.
Saya pun minta izin ke atasan yang juga kenal baik dengan Ibu Mawar ini. Dia bilang, lu ga usah masuk hari ini. Cuti saja. Itu menjadi salah satu alasan untuk tidur nyenyak, persiapan donor darah besok pagi.
Tidak sampai satu jam perjalanan ditempuh dari Jatiwaringin ke Kramat. Mungkin karena hari Jumat dan dalam suasana pandemi covid-19, jadi jalan-jalan cukup lengang. Sampai di kantor PMI DKI Jakarta, Jl. Kramat Raya, daerah Senen, Jakarta suasana masih tidak terlalu ramai.
Setelah menunjukkan pesan WA yang kemarin, oleh petugas disodorkan beberapa lembar kertas formulir. Setelah diamati ternyata ada formulir tambahan berupa formulir Covid-19, selain formulir standar donor darah. Pada bagian atas formulir standar donor di chop dengan tulisan “DONOR LANGSUNG”.
Ini kali kedua saya mendonorkan darah atas permintaan keluarga pasien. Yang pertama, donor untuk keluarga teman kantor ketika masih di Maybank 6 tahun yang lalu , tepatnya 11 Agustus 2014. Sebelumnya donor darah sukarela, tetapi ada koordinatornya, jadi langsung naik ke lantai 5 untuk pelaksanaan donor.
Kali ini berbeda. Begitu mengisi formulir, loketnya bukan ruang utama gedung ini. Tetapi untuk donor langsung berada di Loket A. Loket ini disisi kiri gedung.
Setelah menunjukkan surat permintaan darah yang dikirim dari WA, sesaat kemudian dinfokan oleh petugas bahwa kebutuhan darah sudah terpenuhi sehari sebelumnya. Tepat jam 19.12 WIB.
Sedih, tidak jadi donor ke Bu Mawar. Tetapi lebih bersyukur, ternyata kebutuhan darah sudah terpenuhi pada hari yang sama, bahkan mungkin kurang dari 6 jam ketika pesan WA disebarkan. Ternyata masih banyak orang orang baik di kota metropolitan ini yang dengan cepat bersedia mendonorkan darahnya bagi yang membutuhkan. (*)
dari pinggir kali sunter, 17082020