Kotim Masih Terapkan Belajar Mengajar Sistem Daring

Sampit, Koranpelita.com.

Kepal Dinas pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim ) Provinsi Kalteng, Suparmadi SE, MM, Sabtu ( 8/8 ) di Sampit mengatakan, di daerahnya yang menjadi kewenangannya dari sekolah PAUD, SD sampai SLTP , dengan jumlah satuan pendidikan sekitar 700 an dan jumlah anak didik berkisat 65.000 orang, masih menerapkan belajar dan mengajar dengan sistem dalam jaringan ( daring) dan luar jaringan ( luring) atau kombinasi keduanya.

Jadi intinya, Kotim yang masih di zona merah cocid 19 belum bisa menerapkan tatap muka seperti sebelum terjadinya pandemi corona.

Kadisdik Kotim ini menegaskan, realitas ini tantangan, ,dan harus memotivasi kita meningkat SDM dengan segala kekurangan dan kendalanya.

Tapi kita tidak boleh mengeluh dan diharapkan kerjasama semua pihak serta tidak boleh ada yang menyalahkan. ,

Disadarinya dengan jumlah keterbatasan guru dan diantara mereka ada yang baru belajar melek tehnologi atau gaptek, mudahan di fahami banyak pihak, dan tentu saja mereka jug konsent untuk meningkatkan kualitas pendidik yang mengunakan sistem belajar dan mengajar daring dan luring ini, atau kombinasi keduanya.Ia juga menyadari Kotim yang terdiri dari 17 Kecamatan, ada sejumlah titik yang tidak memiliki jarinngan internet.

Selain siswa yang tidak mampu yang masih belum memiliki hp model kini, supaya bisa mengikuti sistem pengajaran di era pandemi covid 19 yang daerahnya masih masuk zona merah. ( Ruslan AG).

About redaksi

Check Also

Tim PkM USM Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah Pala di SMKN H Moenadi Ungaran

SEMARANG,KORANPELITA – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Semarang (PkM USM) melakukan Sosialisasi Diversifikasi Olahan Buah …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca