Jakarta, Koranpelita.com
Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri agenda tahunan the AIPA-ASEAN Leaders’ Interface. Pertemuan tatap muka antara Ketua Parlemen negara-negara anggota ASEAN dengan pemimpin negara-negara anggota ASEAN ini dilaksanakan di sela-sela KTT ke-36 ASEAN.
Akibat pandemi Covid-19, untuk pertama kalinya KTT ASEAN dan the AIPA-ASEAN Leaders’ Interface berlangsung secara virtual.
Pertemuan tatap muka ini menegaskan kembali peran AIPA sebagai mitra ASEAN. AIPA yang merupakan Persatuan lembaga-lembaga legislatif se-ASEAN memiliki memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan pembentukan Komunitas ASEAN. The ASEAN-AIPA Interface memberikan kesempatan kepada Kepala-kepala pemerintahan negara anggota ASEAN dan Ketua-Ketua Parlemen ASEAN untuk membahas berbagai isu di bawah tiga pilar ASEAN.
Tuan rumah Viet Nam memilih tema ASEAN Kohesif dan Responsif. Tema tersebut mewarnai keketuaan mereka di ASEAN tahun ini. Di tengah situasi tidak menentu yang diakibatkan pandemi global, tema ini memiliki kesesuaian dengan kebutuhan menghadirkan organisasi intra kawasan yang responsif dan tuntutan untuk memperkuat upaya regional dalam menangani pandemik Covid-19.
Acara ini merupakan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-36 ASEAN yang dibuka Jumat (26/06) pagi. Presiden Joko Widodo mengikuti pembukaan KTT ke-36 Asean melalui telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengikuti pertemuan ASEAN – AIPA Interface secara virtual dari ruang kerjanya di Gedung Nusantara III kompleks parlemen, Jakarta, Jumat (26/06) sore pada sesi ASEAN Leader’s Interface with Representatif of AIPA commences. Pada sesi ini, Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan pandangannya tentang Asean dalam Inggris, bergiliran dengan Presiden Philiphina , Perdana Menteri Malaysia serta Perdana Menteri Vietnam.
Pada kesempatan ini Ketua DPR RI mengingatkan kembali kepada ASEAN untuk meningkatkan sinergi sebagai satu Masyarakat ASEAN, dalam menghadapi Covid-19. Sebab negara-negara di kawasan saat ini tengah mengalami tekanan yang sama, yang telah berdampak pada aspek kesehatan dan juga telah melumpuhkan seluruh aktivitas masyarakat. Baik di bidang sosial, ekonomi, budaya, bahkan kegiatan bersama keagamaan. (iv)