Kongo, Koranpelita.com
Satgas TNI Konga XXXIX-A/RDB Monusco berhasil mendamaikan pertikaian antar dua suku yang bertikai (Suku Twa dan Suku Buntu) serta mengamankan ratusan senjata tajam berupa busur dan anak panah di wilayah Kampung Kambu, Elia, Kabeke dan Fatuma, Republik Demokratik Kongo.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas TNI Konga XXXIX-A RDB MONUSCO Kolonel Inf Dwi Sasongko, di Kalemie, Kongo, Sabtu (6/4).
Dwi Sasongko mengatakan bahwa, sejumlah alat perang tersebut berhasil diamankan selama gelar “Operasi Laba-laba” dalam misi Long Range Mission (LRM) bersama dengan staf Disarmament Demobilization Repatriation Reintegration and Resettelement (DDRRR) beberapa waktu lalu.
“Dalam misi Long Range Mission (LRM) bersama (DDRRR), selain berhasil mendamaikan pertikaian antara Suku Twa dan Suku Buntu, kita juga berhasil mengamankan ratusan busur dan anak panah dari warga,” katanya.
Lulusan terbaik Akmil1998 ini pun menerangkan bahwa penyerahan peralatan perang dari kedua suku tersebut dilatarbelakangi oleh niat mereka untuk menghentikan peperangan dan menyatakan sepakat damai.
Kesepakatan tersebut, ungkapnya, telah dibuat pada bulan Januari lalu yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu Byandike Swedi Shambaza pemimpin dari Suku Bantu dan Kisibwe Ponda Mali pemimpin dari suku Twa.
“Ini merupakan langkah positif, sebagi tindak lanjut pasca perjanjian damai beberapa waktu lalu antara kedua belah pihak (Suku Twa dan Suku Buntu),” ujar pria kelahiran Tulungagung, 30 November 1976 itu.
Adapun sejumlah senjata yang berhasil diamankan pihaknya dari operasi tersebut yaitu 315 busur, 550 anak panah, serta berbagai macam senjata tajam lainnya, yang diserahkan oleh masyarakat kepada Satgas TNI Konga XXXIX-A/RDB Monusco.
Pelaksanaan operasi damai ini sendiri kata Kolonel Dwi Sasongso berlangsung selama empat hari di beberapa wilayah Desa, diantaranya adalah Fatuma, Kambu, Kabeke, Elia, Kabwela, Lioni dan Mwanza.
Dimana Satgas TNI Konga XXXIX-A/RDB MONUSCO, katanya, menugaskan sejumlah prajurit yang dipimpin oleh Kapten Caj Deliyana Yudha Negara, S.Psi., dan staf DDRRR yang dipimpin oleh Mr. Jeannot Moluba.
Selama operasi berlangsung, pihaknya juga melaksanakan kegiatan layanan kesehatan gratis dan pendampingan psiko sosial oleh personel staf Civil and Military Coordination (CIMIC) sebagai sarana untuk komunikasi dan interaksi antara personel satgas bersama warga masyarakat.
Saat ini ratusan alat perang tersebut sudah diamankan di Markas Satgas ATNI Konga XXXIX-A/RDB Monusco untuk dilakukan proses pemusnahan selanjutnya.(ay)