Oleh : Geni Kristina
Indonesia sering disebut sebagai negara agraris dengan Sebagian besar masyarakatnya bekerja pada sektor pertanian. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 31,74% angkatan kerja di Indonesia atau sekitar 38,29 juta jiwa bekerja di sektor pertanian, sehingga Indonesia memiliki potensi dalam bidang pertanian yang cukup besar.
Hampir semua masyarakat yang bekerja dalam bidang pertanian sangat bergantung pada hasil pertaniannya, sehingga kualitas suatu hasil pertanian sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakatnya. Baik buruknya hasil pertanian semua tergantung dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah media tanam.
Media tanam memiliki peran penting dalam bercocok tanam bagi masyarakat. Melalui media tanam, sektor pertanian dapat memproduksi hasil yang baik dan sesuai yang dengan diinginkan. Media tanam adalah suatu media atau bahan yang digunakan untuk tempat tumbuh dan berkembangnya akar tumbuhan. Media tanam terdiri atas dua jenis yaitu media tanam organik dan media tanam anorganik. Dalam media tanam organik tentunya menggunakan bahan dasar organik seperti arang, batang pakis, kompos, mos, kandang, sabut kelapa dan masih banyak lagi, sedangkan dalam media tanam anorganik yaitu seperti media tanam gel, pasir, kerikil pecahan batu bata, tanah liat, vermikulit dan perlite.
Di era yang serba modern ini, sudah banyak petani yang menggunakan berbagai macam media tanam organik maupun anorganik. Salah satunya media tanam perlite, media tanam perlite merupakan produk mineral berbobot ringan serta memiliki kapasitas tukar kation dan memiliki sumber daya mineral dengan jumlah cadangan yang cukup banyak di Indonesia. Perlite merupakan produk pendinginan cepat dari magma berkomposisi riolit membentuk tipe batuan riolit glass yang amorf atau tanpa kristal. Perlite umumnya berwarna abu-abu muda hingga abu kehitaman. Sebagai campuran media tanam, fungsi perlite adalah untuk menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya serap air. Namun, penggunaan perlite sebagai media tanam sebaiknya dikombinasikan dengan bahan organik untuk mengoptimalkan tanaman dalam menyerap unsur-unsur hara.
Perlite memiliki potensi besar di bidang pertanian. Selain memiliki kapasitas tukar kation yang baik, perlite juga berperang penting dalam bertumbuhnya tanaman. Komposisi kimia batuan perlite yaitu SiO2 (68,97%), FeO3 (0,12%), TiO2 (0,86%), K2O (4,10%), Al2O3 (13,06%), MnO (0,12%), Na2O (2,51%), dan LOI (9,68%). Perlite disebut sebagai kaca vukanik amorf, ringan abu-abu dengan komposisi SiO2 yang tinggi. Manfaat perlite tidak hanya di bidang pertanian yang dapat menyerap air, perlite juga bermanfaat di bidang kimia dan mempunyai banyak manfaat yaitu sebagai material pendukung fotokatalis dalam bentuk expanded perlite yang mampu membuat fotokatalis mengapung. Fotokatalis adalah sebuah katalis yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia yang memerlukan/membutuhkan sinar cahaya. Jika perlite dipanaskan pada suhu 900-1000oC, perlite akan mengembang hingga 20 kali dari volume sebenarnya. Silika (SiO2) merupakan salah satu kandungan terbesar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai material dasar pendukung fotokatalis. Selain itu, perlite juga dapat diolah sebagai katalis asam padat, silika gel sebagai adsorben dan masih banyak lagi.
Dengan demikian, perlite yang berasal dari abu vulkanik yang melalui proses alami membentuk batuan perlite tidak hanya bermanfaat dalam bidang pertanian, namun juga dalam bidang ilmu kimia, sehingga berguna untuk ilmu pengetahuan yang berkelanjutan di Indonesia. (Penulis, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya)