Oleh: Man Suparman
HARI -HARI mendung. Suasana penuh ketegangan. Ditengah-tengah hingar bingar peringatan warga jangan keluar rumah, mobil penyemprot disinfektan lalu lalang, menambah suasana semakin tegang.
Kondisi itu, terjadi Senin (23/3) pagi, saat dimulainya penyemprotan massal di dalam kota Cianjur, Jawa Barat, untuk mencegah penyebaran virus corona. Penyemprotan massal melibatkan berbagai pihak seperti dari Dinas Kesehatan, Kepolisian, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, Ormas, OKP dan berbagai elemen kekuatan masyarakat lainnya.
Untuk menangkal penyebaran virus corona di daerah ini, berbagai antisipasi dilakukan olem Pemkab Cianjur. Plt Bupati Cianjur, H. Herman Suherman diantaranya menginstruksikan dan mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan menjaga kesehatan. Surat imbauan disebarluaskan kepada masyarakat di masjid-masjid, perusahaan dan melalui berbagai media.
Sekolah -sekolah diliburkan juga perkantoran pemerintahan tanpa batas waktu yang ditentukan. Larangan keluar rumah bagi sebagian masyarakat adalah prpblematika yang delematis. Kondisi seperti itu, tentu saja berdampak terhadap pergerakan masyarakat dalam mencari nafkah yang usahanya serabutan atau freelance.
Keluh-kesah selalu terdengar dari warga masyarakat,”Saya keluar rumah bukan tidak takut corona. tetap di rumah takut anak isteri saya tidak.makan,” kata Taopik salah seorang sopir angkutan kota (angkot).
Tetapi tak sedikit pula sopir angkot yang tidak beroperasi ada pula yang jalan setengah hari,”Dipaksksakan juga penumpamg sepi banyak yang tidak keluar rumah apalagi libur panjang anak-anak sekolah,” kata Budi sopir angkot yang lain.
Derita kepanjangan takut corona banyal dialami pula oleh para pesagang yanf biasa jualan berbagai jenis makanan di lingkungan sekolah. Mereka terpaksa ikut berlibur jualan.
Suasana kota Cianjur pun berangsur-angsur sepi, dan lengang. karena banyak orang yang tidak keluar rumah, tidak beraktibitas di luat rumah. Banyak pedagang dan pemilik toko untuk sementara tutup hingga tanggal 30 Maret 2020. (Man Suparman)