Jakarta, Koranpelita.com
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, kembali menegaskan penanganan banjir di Indonesia,harus dilakukan secara terintegrasi.
Berdasarkan satuan wilayah sungai tanpa dibatasi wilayah administrasi. Sehingga diperlukan koordinasi yang baik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
“Upaya penanganan banjir di Indonesia itu pendekatannya bukan batasan administratif, namun batasan wilayah sungai,” kata Menteri PUPR, Basuki, kemarin.
Jabodetabek, lanjutnya, terdiri dari wilayah Sungai Ciliwung, kemudian sebagian wilayah Sungai Cisadane, dan Sungai Citarum. Untuk penanganan Sungai Ciliwung seperti yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo, sudah ada master plannya sejak tahun 1973.
Kemudian direview pada 1997 dan terakhir pada 2007. “Insyaallah dengan mengerjakan master plan tersebut dapat mengurangi banjir di wilayah Jakarta,” kata Menteri Basuki.
Dikatakan Menteri Basuki, Masterplan Pengendalian Banjir Jakarta memuat pembangunan Kanal Banjir Timur (KBT), Sudetan (floodway) dan bendungan kering di hulu Sungai Ciliwung. “Di hulu Ciliwung kita sedang bangun Bendungan Sukamahi dan Bendungan Ciawi, nanti di tengah di Bidara Cina ada Sudetan yang mengalirkan debit air dari Kali Ciliwung ke KBT untuk mengurangi beban aliran di pintu air Manggarai,” ujarnya.
Didampingi Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja, Menteri PUPR, menjelaskan pihaknya,telah menyelesaikan pekerjaan peningkatan kapasitas sungai melalui pelebaran dan pengerukan Sungai Ciliwung sepanjang 16 km dari rencana keseluruhan 33 km. Peningkatan kapasitas sungai juga dilakukan di Kali Angke Hulu dengan realisasi sepanjang 30,4 km dari rencana 42,8 km.
Lalu di Kali Pesanggrahan dengan realisasi sepanjang 21,7 km dari rencana 42,8 km, dan di Kali Sunter dengan realisasi sepanjang 28,6 km dari rencana 35,7 km. Untuk relokasi masyarakat yang terkena pembebasan lahan di alur sungai. Kementerian PUPR telah menyiapkan 800 unit hunian di Rusunawa Pasar Rumput.
Kementerian PUPR juga mendorong percepatan kelanjutan pembangunan Sudetan Ciliwung yang berbentuk terowongan bawah tanah untuk mengurangi debit air sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1200 meter.
Sudetan Ciliwung akan berfungsi untuk mengurangi debit air sebesar 60 meter kubik (m3)/detik saat Sungai Ciliwung berada pada kondisi puncaknya dengan debit 500m3/detik. Pihaknya telah Mengajukan perbaikan penetapan lokasi (penlok).
“Untuk wilayah outletnya sepanjang 600 meter hingga Kali Cipinang menuju KBT di Kebun Nanas sudah rampung pembangunannya, tinggal wilayah inletnya Sungai Ciliwung,” jelasnya.
Untuk pembebasan lahannya dibutuhkan.
Untuk pengendalian banjir Kota Bekasi dan sebagian Kabupaten Bekasi, Menteri Basuki menyatakan sudah membuat Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Bekasi.
Tahun 2020 akan dilakukan Value Engineering terhadap perencanaan tersebut dan segera ditindaklanjuti dengan pekerjaan fisik konstruksinya. (oto)