Bekasi, koranpelita.com – Ironis, Pembangunan di Kabupaten Bekasi di anggaran tahun 2020 di genjot untuk Infrastruktur baik sekolah, jalan, drainase, normalisasi dan lain-lain. Akan tetapi untuk lahan pemakaman tidak di perhatikan hal itu di soroti berbagai aktifis dan tokoh masyarakat.
“Musrenbang tiap-tiap kecamatan hampir Selesai Dari 23 Kecamatan hampir 95% Mengusulkan infrastruktur diantaranya, Sekolah, jalan, drainase, normalisasi dan banyak lagi. Tapi mereka lupa bahwa mereka Akan meninggal,”kata Aktifis dari GMNI, Munan Suprianto, Kamis (6/2/2020).
Menurut Munan Suprianto, Ketika Tempat Pemakaman Umum (TPU) sudah tidak bisa menampung lagi seharusnya pihak Pemerintah Daerah memikirkan dan memberikan solusi.
“Ini luput dari perhatian Pemerintah Kecamatan maupun Daerah , ketika ada masyarakat yang meninggal mereka mau di kubur di mana,”sindirnya.
Dirinya mengatakan, untuk tahun 2020 masyarakat Kabupaten Bekasi yang notabene warga asli yang tinggal di perkampungan sangat sulit jika akan memakamkan saudara, atau keluarganya karena sudah terlalu penuh. Seharusnya pihak Pemerintah Kabupaten Bekasi juga memikir hal ini jangan hanya soal infrastruktur saja. Ini menandakan, pihak pemerintah baik desa, Kecamatan maupun Kabupaten Bekasi kurang perhatian.
“Ini menunjukkan di Pemerintah Kabupaten Bekasi kurang peduli, Jangankan untuk hidup, sudah mati ajja masih sulit,”tandasnya.
Munan meminta, pihak pemerintah Daerah atau Bupati Bekasi untuk memikirkan warganya yang kesulitan dalam memakamkan keluarganya karena lahan pemakaman yang sudah penuh.
“Kami meminta Bupati Bekasi peduli, karena lahan pemakaman di Kabupaten Bekasi penuh dan tidak jelas warga kampung atau masyarakat asli Bekasi kebingungan untuk memakamkan keluarganya yang meninggal,”pinta Munan Supriyanto yang juga Pengurus PAC PDI Perjuangan Sukawangi. (ane)