Bekasi, Koranpelita.com
Yayasan Yatim dan Dhuuafa Attaqwa 27 pengelolanya terdiri Ketua Yayasan. KH. Abdul Fatah, S.Pd.I dengan Pengasuhnya Khoiriyah, S.Pd.I.
Yayasan di Kampung Tanjung Air RT012 RW006 Desa Pantai Hurip, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
“Kalau banjir di sini tiga bulan baru surut,” kata Abdul Fatah dan Khoiriyah saat berkisah tentang kondisi asrama yatim dan dhuafa.
Untuk berteduh dari hujan dan panas, gubug menjadi pilihan. Untuk menghindari genangan air membuat rumah panggung di atas pohon
Banjir di Bekasi dan sekitarnya masih menyisakan pekerjaan sosial. Masalah kesehatan masyarakat dan pemulihan keadaan membutuhkan waktu, tenaga dan biaya.
Di sejumlah titik yang dilanda genangan, meski sudah surut namun sisa material yang dibawa banjir masih menumpuk.
“Pascabanjir biasanya diikuti masalah kesehatan masyarakat, penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), gatal dan flu,” kata Siti Maryam Salim aktivis lingkungan peduli korban banjir.
Siti Maryam menambahkan menghadapi masalah bencana dan membantu berdasarkan peringkat kemanusiaan. Jangan ada sekat-sekat yang membatasi.
“Kita membatu semua, tidak pilih-pilih. Kalau ada semua mendapatkan, hanya saja keterbatasan kemampuan sehingga bantuan diprioritaskan, korban yang benar-benar membutuhkan,” paparnya.
Alhamdulillah sejumlah titik sudah disambangi dan membawa sedikit bantuan sembako dan karpet buat para santri di Pondok Pesantren. “Itupun bantuan dari semua pihak, ibu-ibu yang tergabung di taklim masjid dan musholla,” ujarnya.
PP Mamba’ul Qur’an Taruma Jaya dan Yayasan Attaqwa 27, Babelan menjadi pilihan bakti sosial Muslimat NU Kota Bekasi dan Muslimat NU Mustika Jaya.
KH. Ade Akfan Miladiy Lc.MA selaku Pengasuh Ponpes Mamba’ul Qur’an mengapresiasi kerja kaum ibu yang tergabung dalam Muslimat NU Kota Bekasi.
“Terima kasih buat Maryam Salim dan kaum ibu yang tergabung dalam tim pengumpulan bantuan. Salam buat beliau semoga Allah selalu memberikan kesehatan,” demikian disampaikan KH Akfan.
Bram Adi Saputra
Wakil Ketua DPC PKB Kabupaten Bekasi mengungkapkan penghargaan atas kerjasama yang berlangsung selama ini.
Kerjasama atas dasar kemanusiaan, tanpa batas-batas wilayah, teritorial dan kepentingan golongan. Kerja yang berdasar sesama muslim sehingga menghasilkan ikatan silaturtahim yang kokoh dan kuat.
“Kerjasama semacam ini harus terus dikembangkan untuk memperkuat ikatan tali silaturahmi,” pungkasnya. (djo)