Ilham Bintang
Ilham Bintang

Catatan Ilham Bintang: Suatu Minggu di St Kilda Market Melbourne

INI satu lagi tempat yang sayang Anda abaikan kalau ke Melbourne. Namanya St Kilda Market. Salah satu obyek wisata wisatawan asing dan warga Melbourne sendiri melepas lelah.

St Kilda Market hanya buka setiap hari Minggu. Dari pagi sampai petang. Menempati trotoar jalan sepanjang satu kilometer. Di situ berdiri kios atau tenda para pedagang menjajakan semua produk kerajinan tangan khas Melbourne. Aneka kebutuhan masyarakat yang dibuat dengan tangan. Jaket, topi, lukisan, gelas, piring, asesoris dan aneka t-shirt yang dilukis langsung pelukisnya.

St Kilda terbagi atas tiga area. Area pertama, di trotoar jalan raya yang diisi para pedagang tenda. Area kedua, berupa taman. Tempat bermain anak-anak yang dikawal keluarganya. Saya sempat melihat ada lapangan golf mini buat bermain anak-anak. Satu orang dikenakan bayaran AUD 20 (sekitar duaratus ribu rupiah) memanfaatkan sarana bermain di area itu. Area ketiga, kawasan pantai. Di area itulah pengunjung dapat menikmati beragam aktivitas pantai, seperti bola voli atau kriket pantai, atau sekadar berjalan kaki santai.

Minggu (10/3) siang ketika kami tiba di sana, tiga tempat itu sudah dipenuhi pengunjung. Namun, saya melihat pengunjung lebih tertarik menikmati suasana  indah yang diliputi cuaca dingin. Pengunjung tenda pedagang juga banyak. Tetapi sejauh pengamatan, lebih banyak mereka cuma cuci mata. Tenda yang paling banyak mendapat pembeli, tenda penjualan madu yang ditawarkan dengan potongan harga.

Lokasi St Kilda hanya enam kilometer dari Central Business District (CBD) Melbourne. Merupakan  bagian dari City of Port Phillip yang mencakup pinggiran kota Port Melbourne dan South Melbourne.

St Kilda Beach mengitari pesisir Port Phillip Bay, pantai berpasir putih dengan jalan berpapan panjang dan deretan pohon palem.

Suku Boon Wurrung

Suku Boon Wurrung dari Bangsa Kulin merupakan pemilik tradisional wilayah  St Kilda kini berada. Dulu mereka menamai kawasan itu Euroe Yroke. Bukti-bukti gaya hidup kuno mereka masih bisa didapati di seluruh St Kilda.

Misalnya, tempat digelarnya pertemuan suku zaman kuno di ‘Corroboree Tree’, pohon gum merah yang sangat tua di St Kilda Junction.

Menurut catatan, St Kilda dinamai oleh Inspektur La Trobe. Setelah La Trobe mengamati perahu berjuluk ‘Lady of St Kilda’ membuang sauh di pantai ini pada tahun 1841.

Sepanjang era 1900-an, St Kilda menjadi kawasan pinggir kota yang diminati kalangan elite Melbourne. Banyak rumah megah bak istana dibangun di sepanjang perbukitan dan tepi perairannya. Pesisir pantainya menjadi zona hiburan Melbourne dengan dibukanya Luna Park di tahun 1912.

Luna Park waktu itu merupakan taman hiburan terbaru dan terbesar di dunia pada zamannya. Luna Park masih beroperasi hingga hari ini. Pengunjung bisa menikmati naik rollercoaster dan permainan arkade.

Distrik Merah

Setelah PD II, St Kilda menjadi distrik ‘merah’ di Melbourne. Kemudian   dekade 1960-an, tempat ini terkenal dengan gaya bohemianya. Itu yang menarik perhatian seniman serta musisi muda memanfaatkan hunian murah di sana. Pinggiran kota ini masih mempertahankan gaya alternatifnya sampai sekarang.

Jalan utama di St Kilda adalah Fitzroy Street. Dilalui jalur trem dari berbagai penjuru kota. Gratis.

Di jalan inilah — di seberang tenda pasar tadi — berderet kedai minum luar ruangan, kafe, dan restoran yang menyajikan beragam hidangan yang memamerkan warisan multibudaya Melbourne.

Perkumpulan kafé Acland Street pertama berkembang dengan masuknya pendatang Eropa kosmopolitan di era 1950-an. Warisan itu masih dapat terlihat dari toko kue, kafe, dan toko desainer bergaya Eropa di St Kilda Sea Baths. Yang orisinil dibuka di samping St Kilda Pier pada tahun 1931, dan hingga sekarang pengunjung dapat berenang di kolam air asin yang sudah dipugar di bangunan bersejarah ini.

Di sepanjang Marine Parade terdapat St Kilda Marina. Para penduduk setempat menambatkan kapal mereka. Kita dapat bergabung dengan pelayaran memancing atau menikmati hidangan sari laut segar di restoran.

Palais Theatre

St Kilda juga tempat berdirinya beberapa teater Melbourne ternama, seperti Palais Theatre yang megah, Barkly Theatre, dan National Theatre, pusat dari National Theatre Ballet School dan National Theatre Drama School. Siang itu Palais Theatre beroperasi menayangkan film. Sejumlah pengunjung terlihat antre untuk membeli karcis menonton film. Kepengin merasakan “sensasi “ nonton film di bioskop bersejarah.

Esplanade Hotel yang sudah berusia 130 tahun juga merupakan warisan sejarah Melbourne. Salah satu tempat pertunjukan musik live terbaik di Australia yang memanggungkan band musik setempat.

St Kilda menggelar banyak festival dan acara sepanjang tahun.  Festival St Kilda adalah salah satu ajang musik utama di Australia yang dihadiri oleh lebih dari 400.000 orang. Tempat ini juga dekat dengan Albert Park Lake, tempat penyelenggaraan Melbourne Formula 1 Grand Prix. ****

 

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca