ICC Luncurkan Incoterms 2020 Versi Terbaru
Jakarta,Koranpelita.com
International Chamber of Commerce (ICC) Komite Nasional Indonesia meluncurkan Incoterms 2020 versi terbaru dengan dua bahasa.
Buku Incoterms ini merupkan satu set kumpulan peraturan yang dirancang dan disusun oleh ICC sebagai pedoman dalam perdagangan internasional.
Incoterms adalah satu set kumpulan peraturan yang dirancang dan disusun oleh ICC dan untuk digunakan dalam perdagangan internasional. Incoterms pertamakali diperkenalkan ICC pada tahun 1936, dengan tujuan untuk memfasilitasi kegiatan perdagangan internasional yang terkendala oleh perbedaan acuan yang digunakan untuk komersial dan yudisial dari masing-masing negara.
Sejak diluncurkan Incoterm telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan dari seluruh dunia termasuk di dalamnya perusahaan multinasional; usaha mikro kecil menengah (UMKM); dan pelaku usaha perorangan.
Bukan itu saja, peluncuran Incoterms 2020 mencerminkan karakter sistem perdagangan internasional yang selalu berubah. Perubahan yang dilakukan pada Incoterms 2020 mengikuti ‘best practices’ dalam perdagangan internasional untuk memastikan INCOTERM 2020 sesuai dengan situasi perdagangan masa kini.
“Acara ini menjadi tempat berkumpulnya para pihak yang terkait dengan penggunaan Incoterms 2020 seperti para pelaku bisnis dari korporasi , perbankan, pejabat pemerintahan, dan tim ICC,” kata
Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Nurlaila Nur Muhamad di Jakarta, Rabu (25/9/2019).
Nurlaila mengatakan, incoterm tetap memainkan peran penting dalam perdagangan internasional.”Sayangnya, masih banyak importir, eksportir dan bankir yang belum paham tentang incoterm. Ketidak pahaman mereka terhadap incoterm ini mengakibatkan masalah seperti pembayaran tertunda dan kerugian,” jelas Nurlaila.
Menurutnya, bila ekspor tidak naik, maka berpengaruh pada neraca perdagangan. Untuknya diharapkan buku ini dapat memacu semangat meningkatkan kinerja perdagangan dalam negeri.
Berdasarkan data yang dihimpun, ekspor Indonesia pada Agustus 2019 mengalami penurunan 14,1 persen dibandingkan tahun lalu.
Wakil Ketua ICC Sugiono Kadarisman mengemukakan, berdasarkan statistik, kerugian yang dialami eksportir mencapai 900 juta dolar Amerika per tahun. “Diantaranya karena mereka tidak tahu istilah-istilah eksportir,” ujarnya.
Nurlaila menambahkan, pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini turun 3,2 persen , jauh dari prediksi sebelumnya.”Diperkirakan perdagangan dunia membaik pada tahun 2025,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Penelitian dan Asesmen Internasional Departemen Internasional, Bank Indonesia, Firman Hidayat menjelaskan, tantangan perdagangan global sekarang ini semakin berat dan tidak pasti. Apalagi dengan adanya konflik perdagangan AS dan Tiongkok yang semakin mengerucut.
“Pertemuan AS dan Tiongkok belum ada solusi yang fundamental sehingga menciptakan ketidakpastian yang lama. Belum lagi konflik perdagangan antara Jepang dan Korea. Ini berdampak pada pertumbuhan global, regional dan Indonesia,” kata Firman. Sayangnya ekspor Indonesia masih tergantung pada negara maju yang saat ini juga melemah pertumbuhan ekonominya. (Vin)