Palopo, Koranpelita.com
Festival Keraton Nusantara (FKN) XIII tahun 2019 digelar di Kota Palopo. Peserta berasal dari seluruh kerajaan se-Nusantara.
Diawali dengan kirab Keraton yang diterima Sri Paduka Datu Luwu H La Maradang Mackulau Opu To Bau, di panggung penghormatan, di depan Kantor Wali Kota Palopo, bersama para Raja dan Sultan se-Nusantara.
Kirab diikuti 30 Kerajaan, lembaga adat, pemerhati budaya, dan jajaran Kedatuan Luwu, dengan jumlah peserta sekira 2.000 orang. Jumlah rombongan terbanyak dari Kabupaten Luwu.
Usai Kirab peserta mengikuti pembukaan FKN XIII 2019, yang dibuka Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah.
Ketua Panitia FKN XIII 2019, Brigjen TNI (Purn) Muslimin Akib, SE mengucapkan terima kasih kepada peserta yang terlibat dalam FKN, FKIKN, dan terkhusus kepada Gubernur Sulsel, Wali kota Palopo, para Bupati dan Walikota se-Tana Luwu yang telah mendukung panitia pelaksana sehingga rangkaian kegiatan FKN kw XIII ini dapat berjalan lancar.
FKN ke XIII tahun 2019 bertema “Pelestarian Nilai Budaya Melalui Sinergitas Pemerintah dan Keraton Pula Meningkatkan Kualitas Industri Pariwisata dan Kearifan Lokal”.
“Seluruh Raja dan Sultan yang hadir dan tergabung dalam FKIKN, juga ada beberapa kerajaan sebagai peninjau Nusantara termasuk dari kerajaan luar negeri yaitu dari Malaysia dan Singapura”.
Sekjen Forum Komunikasi Informasi Keraton Nusantara (FKIKN) Dra. Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) menyampaikan FKN adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh FKIKN secara bergantian di setiap daerah, dimulai dari kota Surakarta pada tahun 1995, 24 tahun yang silam.
“FKN bukan hanya sebagai sarana silaturahim Raja, Sultan, Pelingsir pemangku adat, serta Permaisuri namun juga untuk menjalin kesatuan kenegaraan, melalui FKN pula mampu menjadi wahana informasi tentang keberadaan keraton-keraton di Nusantara,” katanya.
Keberadaan keraton merupakan tapak kehidupan masa lalu yang memiliki keagungan dan harus dipahami masyarakat. Penyelenggaraan FKN sebagai sarana memperkenalkan warisan-warisan adat, seni budaya Keraton yang masih dibudayakan keberadaannya.
Gubernur Sulsel, Prof. Dr. Ir. H. Nurdin Abdullah M.Agr, menyatakan kehormatan dan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan, karena dapat menjadi tuan rumah FKN XIII tahun 2019, ini tentu menjadi ajang silaturahmi bagi para Raja, Sultan, Pelingsir Adat dan Pemangku adat.
“Pemerintah Sulsel beserta segenap Walikota dan Bupati se-Tana Luwu sangat mendukung acara ini karena memang penyelenggaraan ini bertujuan untuk melestarikan budaya bangsa kita dan sekaligus dapat menjadi penjaga dan perekat bangsa demi kesatuan bangsa Indonesia”.
Melestarikan budaya, bukan elitis, pelestarian budaya upaya memelihara aset bangsa untuk memajukan bangsa Indonesia agar kita dapat menjaga budaya kita”.
“Musuh kita saat ini adalah kemiskinan, pengangguran, dan kebodohan. Allah SWT telah menganugerahkan kita sebuah kekayaan alam, kedepan perang dunia bukan lagi menjadi ancaman bangsa di dunia, tetapi yang menjadi ancaman kita di dunia ini adalah krisis pangan dunia. Bagaimana kita menjaga alam lestari kita sehingga pembangunan yang berkesinambungan ini dapat kita jaga pula”
“Luwu raya ini adalah salah satu masa depan Sulsel, bahkan Indonesia pada umumnya. Potensi-potensi ini perlu di maksimalkan lagi tetapi harus yang berkelanjutan agar anak cucu kita tetap bisa merasakan tana Luwu Raya yang kita cintai ini”.
Nurdin Abdullah mengapresiasi seluruh peserta FKN, karena telah meluangkan waktu untuk hadir di tana Luwu di Sulawesi Selatan.
Semoga dengan FKN ini menjadi simbol cultural kita dalam menjaga budaya bangsa indonesia”.
Hadir di FKN ke XIII ini, Sri Paduka Datu Luwu Andi La Maradang Mackulau Opu To Bau, para Raja, Sultan Pelingsir dan Pemangku adat se-Nusantara, para Bupati se-Tana Luwu. (djo)