Banjarmasin, Koranpelita.com
Pancasila merupakan ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus dipedomani bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal itu dia katakan anggota DPRD Provinsi Kalsel Dr.H.Karlie Hanafi Kalianda SH.MH saat menyampaikan materi Sosialisasi Revitalisasi dan Aktulisasi Nilai-nilai Ideologi Pancasila dengan tema Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila di Desa Sinar Baru, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Selasa (9/1/2024).
Pancasila kata Karlie, merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya bangsa di Nusantara dan memiliki nilai dasar kehidupan manusia yang diakui secara universal.
Ditengah kemajemukan bangsa Indonesia, yang ada lanjut politisi senior Partai Golkar ini, tentu bukan suatu hal yang mudah bagi para pendiri bangsa untuk merumuskan, menyepakati, menetapkan hingga mengesahkan Pancasila yang digagas oleh Bung Karno sebagai dasar negara.
Namun dengan niat luhur dan mengesampingkan kepentingan kelompok, agama maupun golongan, akhirnya pada 18 Agustus 1945, Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara yang tertuang di dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Pancasila sarat dengan nilai-nilai luhur bangsa yang berintikan semangat gotong royong di atas keberagaman yang harus diwujudkan dalam tindakan sehari-hari,” tutur Karlie.
Namun, katanya melanjutkan, harus diakui implementasi nilai-nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara masih jauh dari yang diharapkan bersama.
Sementara, Staf Ahli DPRD Kalsel, H.Puar Junaidi, S.Sos yang bertindak selaku narasumber pada kesempatan itu antara lain mengatakan bahwa salah satu nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila adalah semangat gotong-royong.
“Semangat gotong royong, tercermin dari sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, yang tentunya menjadi modal bersama bangsa untuk bersatu dalam tindakan menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia,” kata dia.
Sekarang ini, kata Puar melanjutkan, ajaran tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mulai memudar dalam masyarakat, karena beberapa tahun belakangan mulai tidak diajarkan lagi.
“Namun demikian, masyarakat merindukan ajaran tentang nilai-nilai luhur, pandangan hidup, filosofis bangsa dan yang lainnya dari Pancasila untuk kembali diajarkan,” katanya.
Menjawab kerinduan masyarakat tersebut, maka upaya-upaya pengenalan kembali dan pembinaan nilai-nilai Pancasila sebagai pilar negara Indonesia harus dilaksanakan dengan melibatkan pihak pemerintah, swasta dan akademisi, tambah Puar Junaidi.
Dikatakan juga, memudarnya penerapan dan pemahaman Pancasila bangsa Indonesia masa kini antara lain terlihat dari berbagai konflik berbasis intoleransi agama atau budaya yang semakin kerap bermunculan di daerah seluruh Indonesia, kurangnya rasa persatuaan dan kesatuan, mementingkan diri sendiri atau kelompok dan lain-lain.
“Sedangkan upaya-upaya pengenalan dan pembinaan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, wujudnya adalah dengan menggelar kegiatan sosialisasi seperti yang kita laksanakan hari ini,” pungkas Puar Junaidi.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di kediaman Aminuddin, S.PDI, Ketua RT 04 Desa Sinar Baru, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, pemuka agama, perwakilan organisasi kewanitaan dan organisasi kepemudaan, serta masyarakat umum lainnya. (pik)