Semarang,koranpelita.com
Halalbihalal dan Silaturahmi PWI Jawa Tengah pada Senin (8/5) di Gedung Pers Semarang berlangsung gayeng dan meriah. Apalagi saat berlangsungnya tausyiah oleh KH Supandi.
Gelak tawa dari para peserta mewarnai kegiatan yang diikuti para pengurus PWI Jawa Tengah, IKWI, dan Assalam serta para mitra kerja yang hadir. Semua peserta terhibur dan menikmati guyonan-guyonan yang dilontarkan KH Supandi dalam tausyiahnya.
Para mitra kerja PWI Jateng yang hadir di antaranya Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ferry Wawan Cahyono, Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum, Anggota Pembina Yayasan Alumni Undip Ir Soeharsojo IPU, Rektor USM Dr Supari ST MT, Ketua Umum KONI Jawa Tengah Bona Ventura Sulistiana, Kepala Stasiun RRI Semarang Danang Prabowo, dan lainnya.
Ketua PWI Jawa tengah Amir Machmud NS menekankan, bahwa kehadiran semua di halalbihalal dan silaturahmi ini untuk konsolidasi hati dan konsolidasi rasa.
“Silaturahmi ini bungkus spiritual yang nanti akan semakin menguatkan, betapa hati kita berpaut, betapa rasa kita sama, juga sahabat lama yang ada dalam Assalam kita beri tempat khusus, termasuk kegiatan hari ini,” tandasnya.
Dosen jurnalistik beberapa perguruan tinggi ini mengatakan, PWI Jawa Tengah akan terus melanjutkan tradisi silaturahmi untuk menyatukan hati dan rasa di antara para anggotanya.
“Tradisi kumpul menyatukan hati dan rasa terus kita kembangkan, kami memimpikan silaturahmi antar personal tidak hanya diikat kepentingan profesi, tapi lebih pada persaudaraan,” katanya.
Amir mencontohkan, upayanya itu dengan membentuk sebuah majelis di antara para anggota PWI Jawa Tengah yakni Majelis Ashabul Kahfi.
“Dibentuk sejak 2020 sampai sekarang Ashabul Kahfi ini sudah 83 kali khatam Alquran, ini penjaga moral kami, pilar penyangga kami,” tandasnya.
Terkait tema yang diangkat dalam halalbihalal dan silaturahmi kali ini, lanjutnya, itu sedikit guyon yang muncul saat rapat persiapan.
“Tema itu juga menjadi salah satu kritik ke dalam kami, kami mungkin masih sering nekat dan kumat yang membelakangi pemikiran-pemikiran yang bijak. Sengaja kami menghindari tema-tema dengan kalimat yg ndakik-ndakik seperti penataran P4, cukup dua ini pesannya sudah cukup mendalam,” tambahnya. (sup)