Jakarta, Koranpelita.com
Transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS) menjadi basis dalam mewujudkan pembangunan perpustakaan dan peningkatan budaya literasi. Pasalnya, Perpustakaan berbasis inklusi sosial dibutuhkan dalam kondisi pemulihan ekonomi masyarakat.
Program TPBIS menjadi tema utama dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2023 yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). Tahun ini, kegiatan penguatan kolaborasi dan komitmen antarpemangku kepentingan bidang perpustakaan tersebut mengusung tema “Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk Kesejahteraan, Solusi Cerdas Pemulihan Ekonomi Masyarakat Pasca Pandemi COVID-19”.
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando, menyatakan pada masa kini, perpustakaan berperan aktif dalam menjangkau masyarakat, bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku. Dia menambahkan hal ini selaras dengan paradigma baru perpustakaan di mana sebesar 10 persen perpustakaan menjalankan fungsi manajemen koleksi perpustakaan, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan, dan 70 persen untuk mentransfer ilmu pengetahuan. Dalam ajang Rakornas, pihaknya melakukan penyamaan persepsi dengan dinas perpustakaan daerah mengenai perpustakaan dan literasi.
“Jadi memang kita yang paling penting adalah mengedukasi teman-teman kepala dinas di provinsi, kabupaten/kota, untuk menyamakan persepsi bahwa pekerja perpustakaan sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis yang namanya katalogisasi, klasifikasi,” jelasnya dalam Pembukaan Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023 yang diselenggarakan di Jakarta, pada Senin (6/3/2023).
Pada masa kini, perpustakaan bertransformasi menjadi inklusif. Sejak 2018, Perpusnas menjalankan program TPBIS yang merupakan program prioritas nasional dengan dukungan dari Bappenas RI. Melalui program TPBIS, perpustakaan bertransformasi menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan dan berbagi pengalaman. “Di sinilah pentingnya kehadiran buku-buku ilmu terapan dan tepat guna untuk masyarakat dalam mengembangkan life skills dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” ujarnya.
TPBIS berupaya mengurangi kemiskinan masyarakat marginal melalui pendayagunaan perpustakaan umum di daerah di Indonesia. Para penerima manfaat mendapatkan pelatihan yang meningkatkan keterampilan mereka serta kegiatan promosional seperti penyuluhan, sosialisasi, wisata literasi, dan storytelling.
Sejak 2018 hingga saat ini, program TPBIS telah menjangkau 399 kabupaten/kota dan 3.985 desa/kelurahan. Selain itu, telah dilakukan bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa, serta melatih 79 master trainer dan 415 fasilitator daerah. Program TPBIS telah menjangkau sebanyak 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan di perpustakaan. Bahkan program ini sudah ditiru sejumlah daerah yang melakukan replikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan.
Program TPBIS terus berlanjut menjadi program prioritas nasional pada tahun ini. Sepanjang 2023, jumlah mitra sebanyak 450 perpustakaan desa/kelurahan. Pada Januari 2023, tercatat sebanyak 1.661 kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan melibatkan 70.165 peserta.
Kegiatan yang dilakukan antara lain kelas berhitung di Perpustakaan Daerah Kabupaten Manokwari, Papua; kelas komputer di Perpustakaan Desa Kian Laut, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku; dan kelas bahasa Inggris di Perpustakaan Desa Loang Malaka, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Kelompok masyarakat yang mendapatkan manfaat dari kegiatan perpustakaan salah satunya, kelompok difabel. Sebanyak 10 peserta penyandang disabilitas di Kota Salatiga mengikuti pelatihan handycraft di perpustakaan daerah setempat.
Kepala Perpustakaan menambahkan pada masa kini, perpustakaan berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat, bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku. Dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023 diluncurkan superapp BintangPusnas yang merupakan platform aplikasi terintegrasi Perpusnas dalam meningkatkan akses dan konten digital perpustakaan di Indonesia.
Koleksi BintangPusnas mencapai 1,3 juta koleksi buku dan koleksi digital lainnya untuk kebutuhan sekolah/madrasah dan perguruan tinggi. BintangPusnas memuat beragam aplikasi Perpusnas yakni iPusnas, Indonesia OneSearch, dan Khastara.
Dia menambahkan, Rakornas merupakan mandatori Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Perpusnas sebagai lembaga pemerintah nonkementerian yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan teknis dalam bidang pengembangan perpustakaan di Indonesia untuk membantu Presiden.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 mengamanatkan kepada Perpusnas untuk mendukung pelaksanaan Agenda Pembangunan Nasional Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, melalui Program Prioritas Nasional Peningkatan Budaya Literasi, Inovasi dan Kreativitas untuk Mewujudkan Masyarakat Berpengetahuan dan Berkarakter.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan prioritas pengembangan budaya kegemaran membaca, peningkatan perbukuan dan konten literasi, serta peningkatan akses dan kualitas layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.
Sementara itu, Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana, dalam Rarkonas diberikan penghargaan kepada daerah dengan Tingkat Gemar Membaca (TGM) tinggi, daerah dengan Indeks Pembangunan Literasi (IPLM) tinggi, daerah dengan akreditasi perpustakaan sesuai Standard Nasional Perpustakaan (SNP) terbanyak dan daerah dengan pelaksanaan kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik terbaik.
Selain itu, guna membangun ekosistem literasi, dalam Rakornas diselenggarakan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas dan Komnas HAM serta 31 mitra perguruan tingi.
“Sesuai tema Rakornas, ada pameran produk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dari 10 daerah, sebagai bukti dampak nyata program ini di masyarakat,” pungkasnya.
Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023 diselenggarakan secara hibrida pada 6-7 Maret 2023. Secara luring dilaksanakan di Jakarta dengan target 965 peserta dihadiri oleh para undangan yang terdiri atas pimpinan daerah, kepala dinas perpustakaan provinsi, kabupaten/kota, para pakar dan praktisi perpustakaan dan literasi, ketua asosiasi profesi, ketua forum perpustakaan, ketua asosiasi penerbit/pengusaha rekaman, pimpinan kementerian dan Lembaga dan secara daring dengan kapasitas 10 ribu.
Berikut penerima penghargaan dalam Rakornas Bidang Perpustakaan Tahun 2023:
Kategori Provinsi dengan Tingkat Kegemaran Membaca Tertinggi Tahun 2022:
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai 72,29
Provinsi Jawa Tengah dengan nilai 70.96
Provinsi Jawa Barat dengan nilai 70.10
Kategori Provinsi dengan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Tertinggi Tahun 2022:
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai 83.63
Provinsi Daerah Khusus Ibukota dengan nilai 80.87
Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai 78.49
Kategori Rujukan Nasional Akreditasi Perpustakaan:
Pepustakaan Sekolah: Sekolah MAN Insan Cendekia Serpong
Perpustakaan Perguruan Tinggi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Perpustakaan Khusus:
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Kategori Provinsi dengan Presentase Perpustakaan Terakreditasi Terbanyak di Wilayah I (Pulau Sumatera)
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kategori Provinsi dengan Presentase Perpustakaan Terakreditas Terbanyak di Wilayah II (Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara)
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kategori Provinsi dengan Presentase Perpustakaan Terakreditas Terbanyak di Wilayah III (Pulau Kalimantan dan Sulawesi)
a. Provinsi Sulawesi Tenggara
b. Provinsi Kalimantan Timur
Kategori Provinsi dengan Presentase Perpustakaan Terakreditasi Terbanyak di Wilayah IV (Pulau Maluku dan Papua)
a. Provinsi Maluku Utara
b. Provinsi Papua Barat
Kategori Provinsi dengan Presentase Perpustakaan Terakreditasi Terbanyak di Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Penerima Penghargaan DAKF Subbidang Perpustakaan Daerah Tahun 2022
Peringkat 1 Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau
Peringkat 2 Kabupaten Tojo Una-una Provinsi Sulawesi Tengah
Peringkat 3 Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. (Vin)