Sampit,Koranpelita.com
Dua hari menjelang hari lebaran tahun ini, terlihat awan mendung di atas Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur ( Kotim) Provinsi Kalteng , dan hujan membasahi buminya. Mungkin ia menangis menyaksikan banyak kisah sedih dan pilu disamping suka cita atas lebaran yang hampir tiba.
Bukan ingin mendramatisir situasi dan mungkin ada yang berasumsi ini hanya sebuah fiksi dan ilusi.
Namun ingin mengangkat sebuah realitas sebagai perenungan. Tatkala amanah rakyat berikan kepada pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif dalam pileg maupun pilkada.
Harapannya, yang menerima amanah tersebut akan menjalankan kepercayaan rakyat dengan sebaik-baiknya.
Jangan sampai melalui pembahasan anggaran ,misalkan, terdapat proyek yang aneh-aneh yang tidak ada korelasinya dengan upaya mensejahterakan masyarakat.
Jangan sampai disinyalir terjadi perselingkuhan oknum eksekutif dan legislatif yang meloloskan program pembangunan yang sifatnya mercusuar dan menelan anggaran tidak sedikit.
Menilik dugaan kasus korupsi anggaran tidak sedikit yang menjadi pesakitan KPK , karena suap dan lainnya.
Contoh paling dekat kurang lebih lima tahun lalu sejumlah oknum anggota DPRD Kabupaten Seruyan pemekaran Kotim,ditangkap penegak hukum karena berkaitan dengan dugaan suap anggaran.
Wajar ,masyaakat Kotim juga kritis dengan program pembangunan yang dilaksanakan di daerahnya.
Karena itu berhubungan dengan duit rakyat , dan punya implikasi buruk yang memperlambat atau menghambat masyarakatnya untuk sejahtera.
Apabila program pembangunan itu aneh-aneh dan bukan skala prioritas dan tidak mendesak bagi kebutuhan rakyatnya.
Meliput 17 Kecamatan yang ada di Kotim, disitu tergambar soal kemiskinan dan banyak ketertinggalan dan kekurangan , di banyak wilayah di daerah ini.
Menarik penegasan anggota DPRD Kotim Alexius Esliter dari PDI Perjuangan, bahwa pembangunan yang dilakukan itu harus menjawab apa yang menjadi kebutuhan rakyat. Dan bukan berdasarkan keinginan dan hawa nafsu.
Pertanyaannya, apakah itu yang dimaksud dengan keinginan dan hawa nafsu dari oknum kekuasaan di eksekutif dan legislatif? Renungkanlah dan Merenunglah.
Sebagai masyarakat kita berharap, mudahan Tuhan menjaga hati dan pikiran mereka, untuk selalu amanah dalam menjalankan kepercayaan rakyat.
Sehingga waktu kita sebagai rakyat untuk mencapai kehidupan lebih baik , tidak dihambat oleh program pembangunan yang mementingkan kepentingan pribadi dengan dalih untuk kesejahteraan rakyat dan daerah.
Semoga awan mendung di atas Kota Sampit yang diiringi hujan, bukan pertanda suram. Melainkan berkah di bulan puasa menjelang lebaran.Aamin. (Ruslan AG).