Banjarmasin, Koranpelita.com
Saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalsel konsentrasi penuh untuk lebih meningkatkan akses dan kualitas pendidikan yang tertinggal akibat pandemi Covid-19.
Salahsatunya menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar 100 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Disdikbud Provinsi Kalsel, Muhammadun, usai rapat bersama Komisi IV DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Rabu (20/7/2022).
Menurutnya, Kurikulum Merdeka Belajar fokus pada pembelajaran intrakurikuler yang beragam dan lebih intensif, sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep serta memperkuat kompetensinya terhadap bidang tertentu.
“Kurikulum ini memberikan kebebasan para kepala sekolah dan guru untuk mengatur jam pelajaran,” kata Muhammadun.
Dia mencontohkan, misalnya guru selama seminggu penuh fokus belajar suatu mata pelajaran tidak masalah, selama jam belajarnya terpenuhi.
Diharapkan dengan pembelajaran yang lebih intensif guru dan anak didik mampu mengejar ketertinggalan di masa pandemi.
Dengan menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar, pihaknya juga akan mampu mencetak SDM berdaya saing dalam dunia global, yang tentunya harus disiapkan sejak dini.
“Program digitalisasi pendidikan, seluruhnya menggunakan teknologi digital ini memerlukan SDM yang menguasai teknologi,” sebutnya.
Mantan Kabid SMA yang akrab disapa Madun ini menambahkan, pihaknya bersyukur tahun ini sudah dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh.
Disdik juga sudah melakukan pengecekan ke sekolah-sekolah yang saat ini masih menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk peserta didik baru pasca dimulainya Tahun Ajaran 2022-2023.
Ketua Komisi IV DPRD Kalsel HM Lutfi Saifuddin mengatakan untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan selama pandemi Covid-19, diperlukan pembentukan karakter anak didik.
“Selama 2 tahun pandemi, banyak anak-anak yang hanya belajar sekolah daring, sehingga perlu fokus pembentukan karakter anak didik untuk mengejar ketertinggalan,” kata dia.
Ketua komisi membidangi kesra, kesehatan dan pendidikan ini menjelaskan, pandemi Covid1-9 menyebabkan adanya penurunan pembelajaran peserta didik dibandingkan sekolah tatap muka di masa normal.
Dari segi pendidikan karakter yang biasanya didapatkan di sekolah, dua tahun terakhir harus dilakukan orangtua di rumah yang tentu hasilnya tidak merata.
Begitu pula sistem pembelajaran Daring juga menyebabkan penyampaian materi tidak maksimal karena adanya keterbatasan tatap muka antara peserta didik dan guru.
“Ada anak-anak kita yang saat ini kelas 2-3 SD tapi baru tahun ini merasakan sekolah setelah lulus TK karena belajar di rumah,” ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Lufti, tahun ini akan fokus penanganan dampak pandemi terhadap dunia pendidikan melalui program-program yang akan dilaksanakan dinas pendidikan dan kebudayaan dalam kaitan penanggulangan dampak pandemi terhadap dunia pendidikan.
Ketua DPRD Kalsel H Supian HK menyatakan mendukung upaya dari Komisi IV dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel untuk menangani dampak pandemi terhadap dunia pendidikan di Kalsel.
“Dengan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara wakil rakyat dan Dinas Pendidikan Kalsel diharapkan dapat mengejar ketertinggalan dan pendidikan di Kalsel kembali pulih semperti di masa normal,” pungkasnya.(pik)