Palangka Raya, Koranpelita.com
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR) kembali menggelar pemotongan hewan kurban sebagai peringatan Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah. Hari raya Idul Adha ini benar-benar dimanfaatkan oleh UMPR untuk berbagi kebaikan kepada sesama masyarakat. Hari raya yang identik dengan Idul Qurban ini dimanfaatkan oleh UMPR untuk menyalurkan 8 Sapi kepada para masyarakat yang membutuhkan. Rincian hewan kurban ini dari pimpinan, dosen, dan karyawan UMPR.
Ketua Panitia pelaksana Hendri, M.Pd. menjelaskan bahwa pemotongan hewan kurban tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini pemotongan hewan kurban tidak digelar di kampus UMPR tetapi dilakukan di tempat pemotongan hewan. “Hal ini dilakukan demi mencegah kerumunan, karena saat ini masih di masa transisi endemi Covid-19, adapun pendistribusian daging kurbannya dilakukan di kampus utama UMPR di Jalan RTA Milono km 1,5,”ujar Hendri, M.Pd.
Hendri, M.Pd., juga mengucapkan terima kasih kepada para dosen dan karyawan UMPR yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk berkurban dan berharap tahun depan jumlah hewan kurban bisa lebih banyak dari dosen dan karyawan UMPR.
Ia juga mengharapkan agar semangat berkurban terus ditingkatkan apalagi semangat berbagi ini selalu digaungkan demi membantu sesama. “Semoga kedepan lebih semarak lagi, dan diharapkan kegiatan ini bisa sedikit membantu atau meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan daging masyarakat,” tambahnya.
Rektor UMPR, Dr. Sonedi, M.Pd. menyampaikan, kegiatan penyembelihan hewan kurban ini dilaksanakan secara rutin oleh civitas akademika UMPR di setiap tahunnya, selain sebagai sarana ibadah di Hari Raya Idul Adha, penyembelihan hewan kurban juga sebagai syiar agama islam dan membantu masyarakat yang membutuhkan,”ujarnya, Senin (11/7).
Lebih lanjut, Dr. Sonedi, M.Pd menjelaskan bahwa Umat Islam merayakan Idul Adha dengan mengumandangkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid. “Selanjutnya menunaikan shalat dan menyembelih hewan kurban, di mana dagingnya dinikmati oleh pekurban dan anggota masyarakat lainnya. Bagi umat Islam yang mempunyai kemampuan berkurban disyariatkan untuk menunaikan ibadah kurban. Ibadah kurban ini dilakukan sebagai wujud kesyukurannya kepada Allah atas karunia nikmat yang sangat banyak. Hal ini sesuai dengan yang tertulis dalam surah al-Kautsar: 1-3),”sambungnya.
Perintah untuk berkurban ini terasa sangat kuat, sampai-sampai Rasulullah memberikan peringatan keras dan tegas kepada umatnya yang mempunyai kemampuan, tetapi tidak mau berkurban. Dalam hadis Rasulullah menegaskan: “Barang siapa yang memiliki kelapangan untuk berkurban namun dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami” (HR Ibnu Majah, Ahmad dan al-Hakim).
Pelajaran shalat dan berkurban mempunyai dimensi vertikal (hablun minallah) dan horisontal (hablun minannas). Semangat berkurban melahirkan semangat berbagi, berbagi kepada sesama manusia, terutama mereka yang kurang mampu, dan mereka yang membutuhkan. Semangat berkurban tidak hanya di waktu Iduladha sebagai hari raya kurban, tetapi juga di hari-hari lain di luar Idul Adha.
“Dalam rangka mengimplementasikan ajaran tersebut UMPR, tahun ini melakukan penyembelihan hewan kurban sebanyak 8 ekor sapi, dengan 2 ekor sapi diantaranya disalurkan ke Desa Marang oleh FISIP”terang Dr. Sonedi, M.Pd.
Masyarakat yang kurang mampu tidak hanya butuh daging kurban, tetapi mereka membutuhkan kehidupan yang lebih baik secara lahir dan batin, fisiknya sehat, kebutuhan ekonominya tercukupi, anak-anaknya punya kesempatan untuk menempuh pendidikan sampai pendidikan tinggi, dan mendapatkan pekerjaan yang baik, sehingga pada akhirnya mereka juga ikut saling berbagi kepada sesama.
“Tidak sempurna iman seseorang sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri,”sambung Dr. Sonedi, M.Pd. (Sut).