Buku NKS Cetak Ulang, Banyak yang Tertarik Kehidupan di Kulon Progo

Buku berjudul Nami Kulo Sumarjono (biasa disingkat menjadi NKS), yang berkisah tentang perjuangan cah Nganjir, sudah tersebar di seluruh Indonesia. Dari data yang masuk, buku bahkan dikirim hingga ke luar negeri. Berbagai komentar positif bermunculan, sedangkan mereka yang belum memiliki buku ini, digoda penasaran.

Dalam pada itu, permintaan juga mengalir. Ini yang membuat NKS harus naik cetak lagi. Karena permintaan yang membludag, jumlah cetaknya juga ditambah.”Mudah-mudahan bisa memberi manfaat, ya minimal menjadi inspirasi,” kata Irwan, penulis buku ini.

Rencana cetak ulang, juga disambut baik oleh Sumarjono. Harapannya, semakin banyak yang membaca buku NKS, banyak pula yang yakin dengan kemampuannya sendiri. “Meskipun lahir di nggunung dan dari keluarga yang tidak mampu, kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras, “ ungkapnya.

Seperti diketahui, NKS memang amat inspiratif. Berkisah tentang kehidupan Sumarjono, laki-laki kelahiran Dusun Nganjir, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Membaca cerita hidupnya dalam buku yang penuh haru-biru, serasa menikmati buku-buku fiksi yang sarat fantasi.

Secara umum, buku NKS menggambar kehidupan masyarakat Kulon Progo sejak era akhir 60an hingga awal 90an. Sebuah rentang yang panjang, tapi tak begitu banyak memberi perubahan pada Kulon Progo.

Sumarjono, adalah bocah biasa-biasa saja dari punggung gunung di bagian barat Kulon Progo. Kehidupannya sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara, lebih banyak dihabiskan dengan bekerja keras, ikut menggotong hari-hari berat orangtuanya.

Beruntung, Sumarjono memiliki bakat kepintaran yang baik, sehingga mampu membantunya menepi dari kesusahan hidup. Sejak merampungkan sekolah dasar di  SDN 2 Karangsari, kemudian masuk SMPN 2 di Pengasih, Jono diterima di SMA Negeri 1 Wates.

Kesuksesan merakit jenjang pendidikan itu, masih diteruskan. Lulus SMA 1, Sumarjono diterima di FMIPA Institut Teknologi Bandung (ITB). Dari sini, karir hidupnya membaik, karena setelah lulus ITB, ia diterima menjadi pegawai di Kemenkeu.

Selain perjuangan hidupnya yang keras, perjalanan pendidikan, atau jalan karirnya hingga memuncak (saat ini Sumarjono adalah salah seorang Direktur di BPJS Ketenagakerjaan) buku ini menulis secara lengkap sisi-sisi Sumarjono yang tersembunyi. Juga, kisah cintanya yang tidak hanya romantik tapi juga dramatik. Ia seperti meyakini bahwa cinta memang harus diperjuangkan dengan kesetiaan sebagai taruhannya.

Menurut rencana, cetak ulang buku NKS akan dirayakan dalam pesta rakyat di  Dusun Nganjir, 12 Juni nanti. Perhelatan yang sekaligus syukuran dan Syawalan masyarakat Nganjir itu, bakal ditandai dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk. Dalang kondang, Ki Seno Nugroho bersiap membabar cerita menarik untuk pecinta wayang kulit di Kulon Progo.(sat)

About redaksi

Check Also

PNS Kodiklatal Surabaya Gelar Aksi Donor Darah dalam Rangka HUT KORPRI ke-53 Tahun 2024

Surabaya, koranpelita.com Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) ke-53 Tahun 2024, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca