Banjarbaru, Koranpelita.com
SETIAP manusia yang hidup di bumi tentu memiliki peran dan porsinya sendiri dalam kehidupan menjaga planet. Manusia perlu menyadari bahwa bumi semakin tua apalagi dengan berbagai kejadian yang terjadi di dalamnya, seperti polusi, penumpukan sampah, kebakaran hutan , pembalakan liar, penambangan liar, hingga limbah pabrik yang merusak habitat alam.
Banyaknya kejadian yang merusak kondisi bumi, seharusnya bisa dihindari. Bumi perlu mendapatkan perhatian, perawatan dan peran nyata dari manusia untuk tetap menjaga semua yang dimiliki.
Sebagai bentuk keprihatinan PBNU mengadakan kegiatan khotmil Qur:an 30 Juz dan Istighosah Bumi serentak di 10 kota besar di Indonesia dari Aceh hingga Manokwari Papua hari Senin 21 Juni 2021.
Sekretaris Himpunan Pengusaha Nahdliyin Kalimantan Selatan (Kalsel) Ust Edy selaku pelaksana kegiatan di Kalimantan dalam rilisnya Selasa (26/6/2021) menerangkan, kegiatan ini dilakukan di dua tempat, yaitu di Pondok Pesantren Tahfiz BATA Banjarbaru untuk acara Khotmil Quran 30 Juz dan Pondok Pesantren Walisongo Banjarbaru untuk acara Istighosah Bumi.
“Alhamdulillah atas Izin Allah acara berjalan dengan baik, dimulai pukul 07.00 wita pembacaan Khotmil Quran bil hifdzi 30 juz dan diakhiri dengan pembacaan juz ke 30 dan ditutup doa setelah pelaksanaan sholat Magrib yang dipimpin KH Abdurahman Ridwan, MA pimpinan Ponpes BATA ” ujar Edy
Selesai sholat Isya, peserta Khotmil Quran bertolak ke pondok pesantren Walisongo yang dipimpin oleh KH Abdul Hamid Marzuqi. Dengan diiringi rebana selamat datang para santri menyambut kedatangan para tamu.
Kegiatan ini terasa istimewa karena dihadiri banyak para undangan, diantaranya Jajaran Pengurus PCNU Banjarbaru beserta Banom nya, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel, dan juga Ketua PWNU Kalsel KH. Dr Hasib Salim.
Kyai Hasib yang baru sepekan menerima SK dari PBNU untuk menahkodai PWNU Kalsel, menyambut baik kegiatan ini.
Dalam sambutannya dia membeberkan cikal bakal terbentuknya Nahdlatul Ulama di Indonesia dan peran NU dalam memperjuangkan kemerdekaan, mengisi dan mempertahankan kemerdekaan.
“Dalam tradisi NU, kalau ada masalah apapun itu, maka kembalinya kepada Allah SWT dengan berdoa memohon pertolongan kepada Allah dengan bacaan zikir, bacaan Al Quran, yang kita kenal dengan Istighosah, termasuk masalah kerusakan alam bumi kita, kita memohon kepada Allah supaya alam kembali baik dan memberikan manfaat kepada umat manusia, juga pandemi covid 19 segera diangkat oleh Allah, sehingga kehidupan bisa berjalan normal seperti sebelum pandemi” sebut Hasib Salim.
Pimpinan Ponpes Walisongo,
KH Abdul Hamid Marzuqi
dalam sambutannya menjelaskan Istighosah ini disusun oleh para Kyai NU terdahulu, yang terbukti keilmuannya, sehingga sanatnya jelas.
Gus Hamid yang juga sebagai Ketua PW Himpunan Pengusaha Nahdiyin Kalsel mengharapkan sinergitas dari semua komponen NU, karena kekuatan besar NU tidak akan maksimal dirasakan manfaatnya oleh para nahdliyin tanpa adanya kebersatuan, kekompakan dan manajemen.
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Ketua Serikat Petani Indonesia Kalsel Dwi Kurniawan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Menueur dia, kerusakan alam akhir – akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Di Kalsel sendiri beberapa bencana alam terrjadi di tahun 2021 ini seperti awal tahun lalu mendapat musibah bencana banjir yang sangat besar karenac hampir sebagian besar kabupaten kota di Kalsel kena banjir. Dan kejadian ini menyisakan duka yang mendalam khususnya para petani. Harapan petani untuk bisa panen harus terkubur karena dampak banjir.
” Kalau saya ceritakan derita petani, air mata ini pasti tidak akan tertahan. Sehingga kegiatan khotmil quran dan istighosah semoga bisa menjadi doa, untuk para petani Indonesia supaya kedepan bisa bangkit dan berkembang lebih baik.” kata Dwi sambil berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan nasib para petani di Indonesia, khususnya pemerintah daerah Kalimantan Selatan, dengan program program , bantuan dan kebijkaan yang prorakyat kecil.
Penggagas acara yang terselengara di Kalsel ini, Kyai Sarbani Haira mengucapkan terima kasih kepada HPN Kalsel, sehingga acara ini bisa terlaksana dengan baik.
Dosen senior di Universitas NU ini berharap kegiatan semacam ini bisa dilaksanakan secara rutin, tanpa harus menunggu ada musibah atau kejadian tertentu, tetapi bisa dijadikan amaliyah yang jamak dilakukan oleh jam’iyah dan jamaah NU. ” Kita berharap dan mendoakan PWNU dibawah kepemimpinan Kyai Hasib bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi jam’iyah dan jamaah NU di Kalimantan Selatan”harapnya. (pik)