Yogyakarta, Koranpelita.com
Dalam upaya meningkatkan sektor kepariwisataan di Kalimanatan Selatan (Kalsel), Komisi II DPRD Provinsi Kalsel beserta Dinas Pariwisata Kalsel, Senin (24/5/2021)
melakukan studi banding ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi II DPRD Kalsel, Imam Suprastowo ini di sambut Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata DIY, Marlina Handayani, S.Pd, MM.
Dalam sambutannya, Imam menyebut promosi pariwisata di DIY kini sudah sangat maju dan terfasilitasi dengan baik.
DIY merupakan salah satu barometer dalam penataan dan pengelolaan kepariwisataan daerah termasuk pelaksanaan promosi dan pemasaran kepariwisataan.
Bahkan menurutnya Imam, pemerintah DIY sudah memaksimalkan media komunikasi dalam pemasaran wisatanya, yang berfungsi untuk memberitahukan dan membujuk para wisatawan agar memiliki keinginan untuk datang dan berkunjung ke daerah yang dipromosikan.
Politisi PDI-P ini juga mengatakan bahwa DIY merupakan destinasi wisata unggul. Dari itu dia ingin mendapatkan masukan-masukan dari DIY agar bisa diadopsi untuk dikembangkan di Kalsel.
“Sebetulnya potensi itu ada di Kalsel, karena Kalsel merupakan paru-paru dunia. Hanya saja, sekarang ini hutannya belum dikelola,” beber Imam.
Dalam diskusi hari itu, Marlina Handayani menjelaskan, di masa pandemi ini Dinas Pariwisata DIY dari bulan Juni mulai melakukan dan menerapkan aplikasi Visiting Jogja.
Tujuan utama penerapan Visiting Jogja agar para wisatawan bisa reservasi tempat destinasi wisata secara online. Hal tersebut dilakukan agar Dinas Pariwisata bisa mentracing jumlah kunjungan wisatawan ke DIY sekaligus bisa mengetahui pergerakan mereka kemana saja.
Tracing online tersebut, menurut Marlina, merupakan cara untuk mendapatkan data real time dari pengelola di setiap destinasi wisata, yang mana data tersebut sebagai bahan setiap menyusun strategi ataupun untuk mereport kepimpinan untuk menentukan strategi berikutnya. Kemudian itu juga sebagai dasar bagaimana untuk pengembangan pariwisata berikutnya.
“Kedepannya kami ingin membuat aplikasi visiting Jogja sebagai data DIY sehingga semua data yang ada dari kabupaten semua tersentral masuk ke visiting jogja”, kata Marlina.
Sementara ini lanjut dia, visiting Jogja hanya bisa digunakan untuk Android, tapi kedepannya akan diupayakan bisa diterapkan menggunakan IOS.
Diapun berharap wisatawan yang akan masuk ke distinasi DIY menggunakan reservasi secara Online melalui aplikasi visiting jogja.
Dari itu, dalam waktu dekat nanti pihaknya akan mengirim surat kepada semua industri dan semua OPD di Indonesia mengenai kewajiban reservasi online melalui aplikasi visiting jogja.
Atas paparanan itu, Wakil Ketua Komisi II, Hj. Dewi Damayanti Said, merespon positif dan berharap pemaksimalan teknologi informasi semacam aplikasi Visit Jogja ini juga dapat diterapkan di Kalsel, untuk mendata sirkulasi jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel.
Selain itu, aplikasi tersebut juga dapat membantu wisatawan untuk mencari destinasi wisata dan penginapan secara online. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Kalsel ke depannya. (pik)