Jakarta, Koranpelita.com
Pembangunan sektor kelistrikan Indonesia tahun 2019 masih sangat besar. Pada akhir tahun 2018, progres dari pembangunan pembangkit listrik 35. 000 MW yang dalam tahap operasi adalah 2.899 MW, tahap konstruksi 18.207 MW tahap power purchase agreement 11.467 MW tahap pengadaaan 1.683 MW dan tahap perencanaan 954 MW.
Presdir PT Sucaco Tbk, Bayu Adiwijaya Soepono, mangatakan hal itu kepada pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta, Kamis (2/2019).
Ia menjelaskan, program pembangunan kelistrikan ini merupakan program prioritas pemerintah yang sangat terkait dengan bisnis perseroan.
Pembangunan infrastruktur yang merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi, juga menjadi perhatian penting pemerintah seperti terlihat dalam Anggaran Belanja Pemerintah Pusat tahun 2019. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, pemerintah megalokasikan Rp415 triliun untuk anggaran infrastrktur atau 16,9 persen dari total belanja Negara.
Pada APBN 2019 fokus infrastruktur antara lain untuk pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, energi dan ketenaga-listrikan, irigasi bendungan serta embung.
Berbicara mengenai kinerja perseroan tahun 2018 Bayu mengatakan, penjualan perseroan tahun 2018 mencapai Rp5,2 triliun naik 16,21 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,4 triliiun.
Kenaikan tersebut juga tercermin dari penggunaan tembaga yang mencapai 22.242 metrik ton naik 7,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya hanya 20.242 metrik ton.
Sementara pemakaian aluminium juga mengalami peningkatan dari 6.257 metrik ton tahun 2017 menjadi 6.709 metrik ton tahun 2018 atau naik 7,22 persen.
Dari penjualan tersebut perseroan memperoleh laba kotor sebesar Rp610,1 miliar naik 14,80 persen dari laba kotor tahun sebelumnya yang sebesar Rp531,5 miliar. Sedangkan laba bersih sebesar Rp263,2 miliar turun 2,26 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp269,3 miliar.
Ia menambahkan, tahun ini perseroan akan membagikan deviden sebeasr Rp350 per saham dan akan cair pada Juni 2019.
Dengan indikasi-indikasi tersebut diatas, perseroan mentargetkan penjualan tahun 2019 mencapai Rp5,2 triliun dengan perkiraan laba bersih Rp317.,6 miliar.
Seiring peningkatan konsumsi kabel yang terus meningkat, perseroan kini tengah mempersiapkan peningkatkan kapasitas produksi. Namun pelaksanaan dan besarnya modal yang akan diinvestasikan belum dipublikasikan.
Menurut Nicodemus, salah seorang anggota direksi, pihaknya akan menggunakan kapatal sendiri. Pada 2018 penjualan terbesar perseroan di sektor swasta atau hampir 70 persen, sedangkan untuk proyek pemerintah sebesar 30 persen. Diharapkan tahun ini pembelian proyek pemerintah akan besar. (iz)