Yogyakarta, Koranpelita.com
Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) sukses gelar Peer Learning Meeting (PLM) Nasional tahun 2023. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung penuh acara yang digelar di Yogyakarta ini. Hari kamis 21 September 2023 PLM Resmi ditutup.
PLM Nasional tahun 2023 merupakan kegiatan sharing knowledge dan berbagi pengalaman dalam program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial (TPBIS). PLM Nasional tahun 2023 mengusung tema “Menguatkan Literasi menuju Masyarakat Sejahtera melalui Perpustakaan Kreatif dan Inovatif”.
Dalam acara PLM Nasional 2023 hadir juga Chaidir Syam, (Bupati Maros), Akhmad Muzakki (Rektor UIN Sunan Ampel), Amich Alhumami, (Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas), Didik Darmanto (Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas), Erlin Chaerlinatun M (Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi), Augustinus Setyo Wibowo (Lektor Kepala STF Driyarkara), Wandi S. Brata, (Publishing and Education Director PT. Gramedia Asri Media) dan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas Joko Santoso.
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar mengatakan, kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) tahun 2023 diharapkan agar pelaku dan pengelola perpustakaan melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) menjadi termotivasi melakukan inovasi dan kreativitas.
“ Pasalnya melalui kegiatan ini dampak yang dirasakan masyarakat sudah sangat jelas sekali karena meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional RI Adin Bondar, usai penutupan PLM Nasional tahun 2023 di Yogyakarta, Kamis (21/9/2023).
Dikatakannya, melalui literasi terapan yang kita lakukan melalui transformasi perpustakaan dari tahun 2018 -2023 saat ini, masyarakat yang termaljinalkan telah mendapatkan inside baru dalam kualitas hidupnya, sehingga banyak peserta melalui transformasi berbasis inklusi sosial ini mendapatkan pekerjaan baru dan juga usaha baru. “Melalui transfer of knowledge di perpustakaan desa, diruang terbuka, mereka belajar kontekstual untuk keterampilan hidupnya dan berbagi pengalaman bagi warga desa,” paparnya.
Adin berharap, peserta yang hadir pada acara PLM di Yogyakarta yang hadir sebanyak 1100 peserta ini, akan bisa menjadi role model dan juga pendamping literasi bagi masyarakat. Bahkan diharapkan dampak melalui literasi ini baik persoalan kemiskinan ekstrim dan juga persoalan gizi buruk dan stunting yang mencapai 1,6 persen itu bisa dilakukan afirmasi dan persoalan bisa terselesaikan dengan cepat.
Dikatakan, persoalan gizi buruk, stunting, kemiskinan, walaupun cenderung menurun, kalau dinilai bahwa persoalan ini tidak hanya pada faktor kemiskinan ekonomi saja, tetapi paling banyak persoalan ketidaktahuan oleh keluarga, masyarakat. “Disinilah hadir literasi, persoalan bangsa bisa diurai oleh mereka dengan pendekatan literasi,” tegasnya.Untuk itu, Perpusnas terus melakukan kolaborasi dengan lembaga pemeritah maupun swasta agar masalah persoalan bisa diatasi.
Adin juga mengatakan, kehadiran Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara pembukaan PLM tahun 2023 sangat menginspirasi kita, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Kepala BPSDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Hary Budiarto, Staf Ahli Menteri bidang Ekonomi Makro Kementerian Koperasi dan UMKM Rulli Nuryanto, akan melakukan kolaborasi dengan massif dan masyarakat akan memahami betul peranan inklusi ini sangat esensial dalam meningkatkan hidup mereka.
Dipaparkan, hasil kegiatan PLM ejak tahun 2018 – 2023 itu secara faktual membuktikan banyak masyarakat yang tadinya tidak memiliki pekerjaan mendapat inside dan keterampilan baru sehingga mereka memproduksi, Sedangkan Cost Benefit Ratio dari program ini adalah sebesar 2,30 yang artinya setiap Rp 1 (satu) cost yang dikeluarkan akan menghasilkan benefit sebesar Rp 2,30. Artinya ketika investasi Rp 1 untuk transformasi perpustakaan, akan mendapatkan reten of investment 2,3 kali lipat.
“Tapi karena lingkupnya masih kecil, ini memang dampak makronya belum kelihatan,” tegasnya. Dikatakan, literasi bisa berdampak ke kebahagiaan. Dalam literasi of life dijelaskan literasi bisa membangun kebahagiaan. Ini perlu kita dorong,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Nani Suryani berharap setelah acara ini, para peserta yang berasal dari seluruh pelosok nusantara bisa melanjutkan hasil dari proses self-assessment guna mengetahui performa implementasi program dan proses mentoring yang dijalankan sehingga kegiatan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di perpustakaan yang dikelola meningkat dan lebih bermanfaat dalam meningkatkan literasi untuk kesejahteraan Masyarakat.
“Kami juga berharap Bapak/Ibu mengingat, meresapi dan menerapkan wawasan baru tentang praktik terbaik dalam pengelolaan perpustakaan yang penting bagi keberlanjutan transformasi perpustakaan. Dan dalam semangat membangun negeri, segera menyusun dan menerapkan rencana tindak lanjut implementasi program perpustakaan masing-masing, ” ucap Nani Suryani.
Nani Suryani juga mengucapkan selamat kepada para pemenang penghargaan sebagai bukti atas kinerja dalam mengelola Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
“Bagi yang belum berhasil menampilkan yang terbaik, jangan berkecil hati.
Tetaplah terus berkarya dan bersemangat dalam melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungannya masing-masing untuk berinovasi dan terus berkarya, ” tutup Nani. (Vin)