Kritikan Presiden Jokowi Terhadap Prilaku Pejabat BUMN Menjadi Vitamin Untuk Perbaikan Ekonomi

Jakarta, Koranpelita.com

Presiden Joko Widodo belakangan ini mewanti-wanti soal kinerja BUMN yang merugi segera dievaluasi untuk perbaikan ekonomi nasional belum lagi kerugian aset negara untuk segera dikembalikan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sekaligus Komisaris Utama PT Pertamina merespon kritikan Presiden Jokowi dengan melakukan masukan kepada Menteri BUMN Erick Thohir terkait banyaknya kontrak yang merugikan di tubuh BUMN.

Erick mengaku telah fokus pembenahan di berbagai lini bisnis BUMN melalui lima langkah strategis yang telah diusung sejak tahun 2020.

Pengamat kebijakan publik Togar Situmorang angkat bicara soal bersih-bersih di BUMN dan Pengembalian Aset Negara.Menurutnya AHOK dan Sri Mulyani saat ini sedang menjalankan amanah bapak Presiden RI Joko Widodo dimana posisi mereka saat ini diharapkan mampu melakukan terobosan-terobosan dan membuat kebijakan bahkan membongkar semua prilaku atau kondisi carut marut dalam suatu Perusahaan seperti Pertamina atau Lembaga Keuangan Negara demi menyelamatkan aset atau mengembalikan dana super ajaib yang dikemplang oleh para pengemplang sehingga membuat orang yang dibidik AHOK dan Sri Mulyani meradang.

“Sentilan Ahok terkait Kontrak BUMN menguntungkan pihak lain bahkan termasuk kontrak yang ada di Pertamina itu harus dianggap positif dikarenakan sudah menjadi kewajiban AHOK sebagai Komisaris memang mengawasi apa yang salah diperusahaan,”ujar Togar Situmorang Pengamat Kebijakan Publik yang juga kandidat Doktor Ilmu Hukum Udayana kepada KORANPELITA.COM, di Jakarta, Kamis (09/12/2021).

Dikatakan Togar Situmorang apalagi dengan lantang pak AHOK menduga ada kongkalingkong direksi dengan BPK sehingga wajib dipecat pasti itu pernyataan yang tidak main-main dan wajib ditelusuri oleh pihak pihak aparat hukum untuk mendapatkan dugaan-dugaan tersebut.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Tohir ternyata menanggapi ini dengan positif sehingga bisa membuka untuk mereview kontrak yang ada di Pertamina atau di BUMN. BUMN secara nyata memang telah melaporkan kepenegak hukum dan banyak yang sudah masuk dalam jerat hukum seperti Direksi ASABRI, Direksi Jiwasraya para pelaku sudah dipenjara.

Menurut Togar Situmorang peristiwa pelaporan sampai dipenjara itu sebatas urusan hukum namun terkait masalah utama dari ASABRI dan Jiwasraya masih banyak yang belum tersentuh seperti para korban yang sampai saat ini masih ada penundaan pembayaran, itu belum termasuk efek perusahaan perusahaan yang terhubung dengan pelaku dalam kasus tersebut yang sebenarnya tidak ada kaitannya secara hukum.

Membaca aturan Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), Pasal 31 maka Togar Situmorang dari Law Firm TOGAR SITUMORANG di Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gd Piccadilly, Jakarta Selatan, calon Gubernur DKI 2024 menyebutkan bahwa Tentang tugas seorang Komisaris BUMN adalah mengawasi kinerja direksi dalam menjalankan kepengurusan dalam Persero, serta memberikan nesehat kepada Direksi.

Menurut Pemilik Law Firm TOGAR SITUMORANG, di Bali, Jakarta, Bandung tersebut atas aturan Undang-Undang wajar dari hasil pengawasan AHOK selaku Komisaris sudah sepatutnya bicara atau bahkan segera melaporkan kepada publik atau penegak hukum apabila ada kecurigaan suatu praktek yang merugikan Pertamina.

Kita memang memerlukan pejabat yang tegas seperti Bapak Ahok dan Ibu Sri Mulyani untuk menyikat bersih para aparat di BUMN yang nakal. Pertamina itu adalah BUMN yang merupakan milik negara dan harusnya untuk mensejahterakan dan untuk kepentingan masyarakat Indonesia,” ungkap Advokat yang sering disapa “Panglima Hukum” ini

Dan bila ada yang resah atas temuan AHOK tersebut tidak perlu langsung mengkomentari apalagi sampai merasa risih jika dalam bekerja jadi pejabat di BUMN bersih tidak perlu risih. Pak AHOK teruslah mengaum buat terungkap semua kebobrokan lingkungan perusahaan plat merah agar tidak selalu merongrong keuangan negara.

Selain AHOK ada Sri Mulyani yang on fire dimana banyak mengincar aset negara yang ditangani para Obligor terus dibidik, termasuk aset milik Wakil ketua MPR RI Fadel Muhammad senilai 136,4 M. Karena dibidik membuat marah Fadel Muhammad karena dia termasuk yang ditagih melunasi hutang BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) Tahun 1998.

Saking marah serta jengkel Fadel Muhammad sangat emosional. Dengan nada suara meninggi dia meminta Presiden Joko Widodo mencopot Sri Mulyani yang mangkir dari undangan rapat, dan telah memangkas anggaran para anggota MPR hingga separuhnya.

Tidak hanya Fadel Muhammad, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pun ikut meradang ikut mengecam menteri keuangan ibu Sri Mulyani. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pantas ikut terusik mengingat juga punya kolega di Partai Golkar, dimana Aburizal Bakrie salah satu nama yang dibidik oleh Bu Sri Mulyani untuk melunasi hutangnya ke negara.

Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah masa depan negeri mencari pemimpin dengan hemat dan bebas korupsi, begitu sulit di tengah kondisi kepartaian berbiaya mahal tapi miskin legitimasi.

Pak Ahok dan Bu Sri Mulyani teruslah berjuang untuk Negeri tercinta ini, demi kemakmuran dan kesejahteraan Rakyat Indonesia,” tutup Togar Situmorang yang memiliki kantor beralamat di Jl. Gatot Subroto Timur No.22 Denpasar, Jl. Raya Gumecik Gg Melati No.8, By Pass Prof. IB Mantra, Ketewel, Jl. Teuku Umar Barat No.10, Krobokan, dan Jl. Kemang Selatan Raya No.99, Gd Piccadilly, serta Jl. Terusan Jakarta No.181 Ruko Harmoni Kav.18, Antipani Bandung.(han)

About suparman

Check Also

Sidang Paripurna Akhir Masa Jabatan MPR 2019-2024: Bamsoet, Apresiasi Kiprah Anggota Dalam Menjaga Stabilitas Poitik dan Perjuangkan Kepentingan Rakyat

JAKARTA,KORANPELITA- Ketua MPR RI ke-16 Bambang Soesatyo menuturkan masa bakti MPR RI periode 2019-2024 merupakan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan *Batas waktu terlampaui. Harap selesaikan captcha sekali lagi.

Eksplorasi konten lain dari www.koranpelita.com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca